Sukses

No Shave November, Tradisi Unik Anti-Cukur Kumis

Tradisi No Shave November gencar di dunia dalam beberapa tahun terakhir, berikut ini asal usulnya.

Liputan6.com, Canberra - Dalam beberapa tahun terakhir, tradisi No Shave November jika ditelusuri ditemukan ada di Australia sejak tahun 2004. Dimulai oleh sebuah yayasan yang terdiri dari 30 orang pria, mereka mengadakan acara dan menumbuhkan kumis selama 30 hari untuk meningkatkan kesadaran akan kanker prostat dan depresi pada kaum Adam.

Yayasan tersebut kemudian dikenal sebagai Yayasan Movember.

Para peserta dalam kampanye ini menjaga rambut yang mereka tumbuhkan, sebagai bentuk penghormatan bagi pasien kanker yang kehilangan banyak rambut. 

Mereka membiarkan rambut, kumis dan juga janggut tumbuh bebas. Jika seseorang berpartisipasi dalam Movember, mereka hanya dapat menumbuhkan kumis yang tidak terhubung ke cambang.

Dikutip dari Vidette, Senin (2/11/2020), No Shave November tidak memerlukan pencukuran selama sebulan penuh dan setiap pria yang berpartisipasi harus berperilaku seperti pria sejati.

Selain itu, konsep No Shave November telah digunakan untuk berbagai tujuan lain untuk menggalang dana dan kesadaran. Gerakan aktivis feminisme juga menggunakan kesempatan ini untuk menggalang dana dan mengalirkannya urgensi lainnya.

"Selain itu, kami menggunakan No Shave November untuk meningkatkan kesadaran akan kekerasan seksual. Mereka akan menyumbangkan semua uang yang terkumpul untuk perangkat pencegahan dan penyintas serangan isu seksual," Mallie Feltner, ketua Feminist Led Activist Movement to Empower (F.L.A.M.E.).

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

No Shave November Berasal dari Budaya Yunani Kuno

Dimulainya November no shave dapat dikaitkan dengan sejarah yang membentang pada masa Yunani kuno. Bulan November tidak ada saat itu, tetapi Platon menegaskan bahwa agar para penjaga waktu itu dididik dengan baik, mereka perlu meniru yang paling berpengetahuan yakni para dewa.

Oleh karena itu, para penjaga muda menghabiskan 30 hari berturut-turut setiap tahun untuk meniru penampilan para dewa. Aristoteles melanjutkan filosofi ini dengan menyatakan kebiasaan menumbuhkan jenggot sebagai tradisi mempraktikkan etika.

No Shave November, ditenarkan oleh sosialis Karl Marx dalam perayaan komunisme. Marx memperjuangkan menumbuhkan janggut selama bulan ini sebagai cara untuk mengecewakan kaum borjuis.

Ide tersebut dibuat untuk menghasut para pemilik pabrik kapitalis saat itu. Rencana Marx tidak pernah membuahkan hasil dan No Shave November memudar ke dalam buku sejarah.

Sampai sekarang, Pria dan wanita sama-sama ambil bagian dan menyumbang dalam kampanye kesadaran menumbuhkan rambut tahunan yang melanda dunia.

Pria dan wanita menghentikan pengeluaran uang yang biasanya mereka keluarkan untuk mencukur dan merawat selama bulan ini. Uang tersebut dialihkan untuk kegiatan kemanusian seperti memberi akses edukasi pada penderita kanker dan lain sebagainya.

 

Reporter: Ruben Irwandi

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.