Sukses

Menlu AS Mike Pompeo: Muslim Uighur di Xinjiang Dipaksa Makan Babi

Menlu AS Mike Pompeo membahas isu Muslim Uighur di Xinjiang. Ia menyebut bahwa mereka dipaksa makan babi saat bulan Ramadan.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Mike Pompeo berkunjung ke Indonesia. Jadwal Pompeo termasuk menghadiri acara GP Ansor bertajuk Nurturing the Shared Civilizational Aspirations of Islam Rahmatan li al-‘Alamin.

Dalam pidatonya, Mike Pompeo memuji Pancasila dan toleransi yang ia saksikan di Indonesia. Tak lupa, ia juga membahas negara-negara yang memperlakukan persekusi agama, seperti Iran dan China.

Mike Pompeo membahas perlakuan China terhadap Muslim Uighur. Ia mengkonfirmasi bahwa warga Muslim Uighur di China dipaksa makan babi oleh otoritas China.

Dalih dari tindakan itu adalah memberantas terorisme dan kemiskinan.

"Anda tahu, kita tahu, tidak ada justifikasi melawan terorisme dengan cara memaksa Muslim Uighur untuk makan babi selama Ramadan, atau menghancurkan kuburan Muslim," ujar Mike Pompeo, Kamis (29/10/2020).

"Tak ada justifikasi pengentasan kemiskinan dengan cara sterilisasi paksa atau merenggut anak-anak dari orang tuanya supaya dididik ulang di boarding school yang dikelola negara," tegas Pompeo.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

China Berusaha Rayu Indonesia

Menlu Mike Pompeo menyebut pemerintah China berusaha membuai Indonesia agar lupa pada Muslim Uighur.

"Saya tahu Partai Komunis China mencoba meyakinkan Indonesia agar berpaling dari penderitaan mereka (Uighur)," ujar Pompeo.

Pompeo berkata China menebar "fantasi" bahwa mereka berusaha supaya Muslim Uighur lebih moderat dan menikmati ekonomi China.

Terkait argumen itu, Pompeo meminta masyarakat Indonesia untuk memakai hati dan mencari fakta.

"Dengarkan cerita-cerita dari para survivor dan keluarga mereka," ujar Pompeo.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.