Sukses

Chicago Jadi Kota dengan Populasi Tikus Terbanyak di AS

Kota Chicago menjadi kota dengan tikus populasi tikus terbanyak di AS. Gelar tersebut telah disandang Chicago selama enam tahun berturut-turut.

Liputan6.com, Chicago - Chicago mendapat predikat sebagai kota dengan populasi tikus tertinggi di dunia. Didapatkan dari pengamatan yang dilakukan oleh Orkin.

Orkin merupakan layanan pengendalian hama yang berbasis di Atlanta.

Dikutip dari CNN, Senin (19/10/2020), Orkin memberi peringkat terhadap kota-kota di AS mengenai jumlah hewan pengerat setiap tahunnya, pengamatan tersebut di mulai dari 1 September sampai ke 31 Agustus di tahun berikutnya.

Hasil dari pengamatan Orkin tersebut adalah daftar 50 kota dengan populasi hewan pengerat tertinggi di AS, dimana daftar ini selalu berubah setiap tahunnya. Namun, Chicago tetap berada di peringkat 1 tahun ini, sama seperti 5 tahun sebelumnya.

Saat mendekati musim dingin, gerombolan tikus akan terus meningkat karena mereka mencari perlindungan di daerah yang hangat dengan ketersediaan makanan dan air. Selain itu, mayoritas penduduk AS. cenderung lebih banyak menghabiskan waktu mereka di rumah saat musim dingin tiba, oleh karena itu penduduk harus waspada terhadap hama ini.

"Hewan pengerat ini ahli dalam mengendus makanan dan tempat tinggal. Mereka juga tangguh dalam mendapatkan keduanya," kata Ben Hottel, ahli entomologi Orkin.

Upaya menjinakkan populasi tikus kota telah berlangsung selama bertahun-tahun. "Perang melawan tikus" di Chicago meningkat dengan diperkenalkannya satuan khusus untuk menangani tikus pada tahun 2016.

Penduduk bahkan mulai mengadopsi kucing, untuk mengantisipasi agar tidak ada tikus yang tinggal di rumah mereka.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Pandemi Menyebabkan Populasi Tikus Meningkat

Peraturan dan himbauan untuk berada di rumah akibat pandemi COVID-19 dan menutup tempat usaha ternyata tidak hanya berdampak pada manusia. Hal ini juga berdampak pada hewan pengerat seperti tikus.

Menurut laporan dari situs Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS, Penutupan berbagai tempat telah menyebabkan penurunan ketersediaan makanan untuk hewan pengerat, terutama di area komersial yang padat. Beberapa yurisdiksi telah melaporkan peningkatan aktivitas hewan pengerat karena mereka mencari sumber makanan baru.

Sebagai informasi, tikus diketahui dapat menimbulkan kerusakan struktural yang parah ketika mereka mengigit sesuatu. Mereka memiliki gigitan yang kuat dan keterampilan dalam menggali.

Mereka memiliki gigi depan yang sangat besar untuk menggerogoti dan mampu mengunyah berbagai barang seperti kabel listrik, pipa air dan saluran gas. 

Selain kerusakan struktural, ada beberapa masalah kesehatan yang dapat disebabkan oleh tikus seperti mencemari makanan melalui patogen yang dapat menyebabkan keracunan makanan atau Leptospirosis. Mereka juga dapat menyebarkan penyakit seperti Hantavirus yang bisa berakibat fatal.

 

Reporter: Ruben Irwandi

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.