Sukses

Menhan AS Sebut Program Nuklir Korea Utara Ancam Kestabilan Dunia

Kemunculan rudal balistik antarbenua (ICBM) selama parade akhir pekan di Korea Utara memikat banyak analis Barat.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pertahanan Amerika Serikat Mark Esper menyatakan program nuklir dan rudal Korea Utara menimbulkan ancaman global. Kekhawatiran itu muncul setelah Pyongyang meluncurkan rudal balistik antarbenua yang sebelumnya tak terlihat pada parade militer sebelum fajar.

Dikutip dari laman Channel News Asia, Kamis (15/10/2020), kemunculan rudal balistik antarbenua (ICBM) selama parade akhir pekan di Korea Utara itu telah memikat banyak analis Barat.

Tetapi para pejabat di Korea Selatan jauh lebih prihatin dengan tampilan sistem roket peluncuran ganda (MLRS) baru dan rudal jarak pendek dan dapat bermanuver yang akan ideal untuk menyerang target di Selatan.

Berbicara sebelum memulai pertemuan dengan Menteri Pertahanan Korea Selatan Suh Wook di Pentagon, Esper mengatakan, "Kami setuju bahwa program rudal nuklir dan balistik Korea Utara tetap menjadi ancaman serius bagi keamanan dan stabilitas kawasan dan dunia."

"Amerika Serikat tetap berkomitmen pada keamanan Republik Korea," ujar Esper.

Dia menambahkan, bagaimanapun, Korea Selatan dan Amerika Serikat harus menemukan cara yang lebih adil untuk membagi biaya pertahanan.

Simak video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

AS Minta Bayaran ke Korsel

Presiden AS Donald Trump, yang memuji hubungannya dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un, telah berulang kali mengatakan Seoul harus membayar bagian yang lebih besar dari biaya pasukan militer AS yang ditempatkan di Selatan.

Sekitar 28.500 tentara Amerika dikerahkan di Korea Selatan, yang dipandang sebagai pencegah bagi Pyongyang yang juga mengirimkan pesan ke China tentang pengaruh dan kemampuan AS di Asia.

Secara terpisah, Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo, mengutip kurangnya tes ICBM oleh Pyongyang tahun lalu, mengatakan kepada wartawan pada Rabu, 14 Oktober bahwa ada penurunan risiko ke Amerika Serikat dari Korea Utara karena kebijakan keterlibatan Trump.

Penasihat keamanan nasional Korea Selatan Suh Hoon juga berada di Washington minggu ini untuk pertemuan tanpa pemberitahuan sebelumnya dengan mitranya dari AS serta Pompeo, kata Blue House -- kepresidenan Korea Selatan di Seoul.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.