Sukses

Indahnya Berbagi, Kelompok Muslim AS Donasi Masker Saat Pandemi COVID-19

Rasa kedermawanan pada banyak kalangan untuk membantu mereka yang terdampak tak sedikit yang bangkit di tengah pandemi COVID-19. Komunitas dan organisasi Muslim di AS salah satunya.

Liputan6.com, New York - Di tengah pandemi Virus Corona COVID-19, rasa kedermawanan pada banyak kalangan untuk membantu mereka yang terdampak tak sedikit yang bangkit. Komunitas dan organisasi Muslim AS salah satunya.

Mereka, seperti dikutip dari VOA Indonesia, Rabu (14/10/2020), tidak ketinggalan mengulurkan bantuan. Sebagaimana kelompok masyarakat lainnya, warga Muslim merupakan bagian tak terpisahkan dari komunitasnya masing-masing.

Sesuai ajaran Islam, setiap Muslim memiliki kewajiban individual untuk berbuat baik kepada tetangga-tetangganya.

Berbuat kebaikan atau beramal terhadap sesama anggota masyarakat juga merupakan salah satu cara untuk menguatkan hubungan sosial maupun membantu menciptakan masyarakat yang inklusif.

Salah satu kegiatan beramal yang dilakukan Muslim pada masa pandemi Virus Corona COVID-19 ini adalah memberikan bantuan yang sangat dibutuhkan, yakni masker.

Menjelang International Day of Charity atau Hari Amal Internasional yang diperingati setiap tanggal 5 September, tokoh-tokoh masyarakat Islam di Berkeley, California, mendonasikan ratusan masker serta paket-paket perawatan lainnya.

Donasi itu diserahkan sehari sebelumnya ke Prescott-Joseph Center for Community Enhancement di Oakland.

Mana Nazeri, adalah wakil dari komunitas Muslim yang tergabung dalam MTO (Maktab Tarighat Oveyssi) Center di Berkeley yang menyerahkan bantuan tersebut. ​

"Menjelang Hari Amal Internasional, kami di MTO Oveyssi Center ingin berbuat sesuatu untuk kota tetangga kami, Oakland, untuk mengulurkan bantuan," kata Nazeri dalam laporan yang ditayangkan ABC News.

MTO adalah organisasi nirlaba internasional yang antara lain menyelenggarakan ajaran meditasi Sufi yang melayani seluruh kalangan dan bukan hanya Muslim.

Sementara itu, ABC News juga mengutip Wali Kota Oakland Libby Schaaf, yang hadir dalam acara penyerahan bantuan itu.

"Saya ingin berterima kasih kepada komunitas Sufi dan khususnya organisasi MTO atas kontribusi amal kalian yang luar biasa," kata Schaaf.

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan Juga Video Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Komunitas Muslim di Negara Lain Juga Ikut Serta

MTO hanya segelintir dari organisasi dan kelompok Muslim yang merupakan minoritas di negara-negara Barat, yang bekerja tanpa kenal lelah untuk membantu menyediakan kebutuhan peralatan pelindung bagi para pekerja kesehatan di garis depan.

Di Inggris, misalnya, Loft25, produsen kebutuhan interior dan taman yang bermula di Birmingham. Bekerja sama dengan Masjid dan Pusat Komunitas Green Lane di kota itu, Loft25 menyediakan 1 juta masker untuk para petugas kesehatan di garis depan beberapa bulan lalu.

Tak ketinggalan, pengusaha Muslim Inggris, Yousuf Bhaliok, yang pada awal merebaknya pandemi Covud-19, Maret lalu, menyumbangkan hampir $ 260 ribu untuk lembaga kesehatan Inggris. Jumlah itu mengawali kampanyenya menggalang dana dengan target $ 1,3 juta.

Kembali ke Amerika, pada April lalu jamaah Masjid Hamzah al-Mahmood Foundation di Minnesota bekerja sukarela menjahit 1.500 masker. Masker-masker ini ditujukan untuk para pasien dengan risiko rendah serta para staf nonmedis di rumah sakit-rumah sakit lokal di sekitar Minneapolis-Saint Paul, atau yang biasa disebut sebagai Twin Cities.

Bagi para jamaah masjid itu, menjahit masker tersebut merupakan cara mereka untuk bertemu satu sama lain dan membantu komunitas mereka. Sekitar 40 keluarga tercatat bekerja sukarela menjahit masker-masker tersebut.

Sebagaimana dilaporkan Sahan Journal, imam masjid, Sheikh Muhammad Faraz mengemukakan, menjahit masker merupakan kegiatan pengganti bagi jamaah yang tidak dapat berkumpul di masjid. Selain membuat jamaah tetap merasa bersemangat, ternyata aktivitas semacam itu menimbulkan perasaan berkumpul yang lebih besar daripada pertemuan yang biasa mereka lakukan di masjid, lanjut Sheikh Faraz.

3 dari 3 halaman

Meredam Kepanikan Wabah Virus Corona COVID-19

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.