Sukses

Air Mata Kim Jong-un Menetes di Hadapan Rakyat Korea Utara, Minta Maaf karena Gagal

Kim Jong-un terlihat menitikkan air mata ketika ia meminta maaf dihadapan rakyat Korea Utara.

Liputan6.com, Pyongyang - Kim Jong-un meneteskan air matanya saat menyampaikan permintaan maaf kepada rakyat Korea Utara atas kegagalannya. Para analis mengatakan, pidato emosional itu menunjukkan Kim merasakan tekanan pada kepemimpinannya terkait dengan  pandemi COVID-19 dan sanksi nuklir.

Dikutip dari The Guardian, Selasa (13/10/2020), Kim menitikkan air mata ketika ia mengeluarkan permintaan maaf yang langka atas kegagalannya untuk membimbing negara melalui masa-masa sulit yang diperburuk pandemi Virus Corona.

Kim melepas kacamatanya dan menghapus air mata. Hal tersebut dinilai menjadi sebuah indikasi dari meningkatnya tekanan pada rezimnya.

"Orang-orang telah menaruh kepercayaan setinggi langit dan sedalam laut kepada saya, tapi saya telah gagal untuk selalu memenuhi itu dengan memuaskan. Saya sangat menyesal untuk itu," katanya.

Kim juga mengatakan, usaha dan ketulusan hatinya belum cukup untuk membebaskan orang-orang dari kesulitan hidup mereka.

Saksikan Video Pilihan di Bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Tekanan yang Mungkin Dirasakan Kim Jong-un

Pidato Kim dibumbui dengan kata-kata yang tidak menyenangkan seperti "tantangan berat", "cobaan yang tak terhitung jumlahnya" dan "bencana yang belum pernah terjadi sebelumnya".

Korea Utara telah melihat perdagangan dengan China turun secara dramatis karena pandemi, meskipun Pyongyang bersikeras belum mencatat satu kasus pun dari virus tersebut.

Sanksi internasional selama bertahun-tahun sebagai tanggapan terhadap program nuklir dan rudal Kim, ditambah kerusakan yang diakibatkan oleh bencana alam, tentu menambah kesulitannya.

"Penting untuk melihat mengapa dia sampai menitikkan air mata pada kesempatan seperti itu," imbuh Hong Min, direktur divisi Korea Utara di Institut Korea untuk Unifikasi Nasional.

"Di bawah pesannya, orang dapat merasakan bahwa Kim merasakan banyak tekanan pada kepemimpinannya," tambahnya.

 

Reporter: Ruben Irwandi

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.