Sukses

Kim Jong-un Terharu Korea Utara Punya Rudal Baru, Bakal Jadi Alat untuk Serang AS?

Rudal baru milik Korea Utara diperkirakan akan menjadi senjata andalannya untuk menyerang AS, benarkah demikian?

Liputan6.com, Pyongyang - Korea Utara telah meluncurkan rudal balistik baru yang ukurannya "kolosal", bahkan mengejutkan para analis persenjataan negara itu. Pakar pertahanan Melissa Hanham menjelaskan apa rudal itu dan mengapa itu menjadi ancaman bagi AS dan dunia.

Untuk menandai peringatan 75 tahun Partai Buruh yang berkuasa di Korea Utara, negara itu mengadakan parade militer yang tak tertandingi pada tengah malam.

Acara itu menampilkan semua kemegahan dan keadaan dunia yang diharapkan dari pertunjukan massal oleh masyarakat Korea Utara. Acara tersebut juga dilengkapi oleh pidato emosional yang mengejutkan dari Ketua Kim Jong-un, yang terkadang menangis saat berbicara tentang perjuangan negara.

Terakhir, namun tidak kalah pentingnya, acara tersebut menjadi momen dimana pemimpin Kim mengungkapkan rudal balistik antar benua (ICBM) terbesar milik Korea Utara hingga saat ini.

Mengutip BBC, Senin (12/10/2020), berikut adalah 3 hal yang perlu diketahui tentang rudal tersebut:

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

1. Senjata Strategis yang Dijanjikan Kim

Pada 1 Januari 2020, Kim memberikan pidato Tahun Baru tahunannya di mana ia mengumumkan bahwa Korea Utara "mengembangkan sistem senjata canggih yang hanya dimiliki oleh negara-negara maju".

Dia secara khusus merujuk pada sistem senjata "strategis", yang berarti nuklir yang sedang dikembangkan.

Kim dengan tegas mengikatkan senjatanya ke AS, dengan menyatakan, "di masa depan, semakin AS mengulur waktu dan ragu-ragu dalam penyelesaian hubungan DPRK-AS, semakin tidak berdaya itu akan menemukan dirinya di hadapan kekuasaan Republik Demokratik Rakyat."

"Korea, yang tumbuh lebih kuat melebihi prediksi, dan semakin dalam akan jatuh ke dalam kebuntuan."

ICBM baru ini adalah senjata strategis yang dijanjikan Kim. Hal ini benar-benar menargetkan AS, dan disampaikan sebagai faith achievement dalam menghadapi negosiasi yang gagal dengan pemerintahan Trump.

3 dari 4 halaman

2. Ancaman Baru bagi Sistem Pertahanan Rudal AS

Korea Utara sudah memiliki dua ICBM yang diuji. Hwasong-14 telah diuji dua kali pada tahun 2017 dan dengan jangkauan 10.000 km (6.213 mil) dapat mencapai hampir semua Eropa barat dan sekitar setengah dari daratan AS membawa satu hulu ledak nuklir.

Hwasong-15, juga diuji pada tahun 2017, memiliki jangkauan 13.000 km, yang berarti dapat mengirimkan satu hulu ledak nuklir ke mana saja di daratan AS.

ICBM baru yang belum diuji juga merupakan rudal berbahan bakar cair dua tahap, tetapi dengan panjang dan diameter yang lebih besar daripada Hwasong-15.

Sampai mesin terungkap atau tes dilakukan, kecil kemungkinan kita akan mengetahui kisaran pastinya.

Namun, desain tersebut membuat niat Korea Utara menjadi sangat jelas: mereka tidak perlu lagi meningkatkan jangkauan rudal mereka.

Sebaliknya, mereka berfokus untuk mencoba meluncurkan beberapa hulu ledak nuklir pada satu rudal. Ini akan menjadi pukulan lain bagi sistem pertahanan rudal AS yang sudah kesulitan, karena untuk setiap hulu ledak yang masuk, beberapa pencegat perlu diluncurkan.

Negara-negara dengan senjata nuklir canggih memiliki beberapa kendaraan masuk kembali independen - atau MIRV - dan sekarang Korea Utara berusaha melakukan hal yang sama.

4 dari 4 halaman

3. Penyebab Mendesak untuk Khawatir

Ada beberapa pertanyaan desain yang tersisa di sekitar ICBM itu sendiri, yang membuatnya tidak pasti kapan akan diuji atau disebarkan. Namun, truk di bawah misil menjadi perhatian utama.

Salah satu kendala utama kemampuan Korea Utara untuk terlibat dalam perang nuklir adalah jumlah peluncur yang mereka miliki. Lagi pula, mereka hanya dapat meluncurkan rudal sebanyak yang mereka miliki.

AS memperkirakan bahwa Korea Utara dapat meluncurkan paling banyak 12 ICBM. 

Perhitungan ini didasarkan pada hipotesis bahwa masing-masing dari enam peluncur yang diketahui meluncurkan satu ICBM dan mereka berebut untuk meluncurkan rudal kedua dengan cepat sebelum AS membalas.

Pada tahun 2010, Korea Utara secara ilegal mengimpor enam truk heavy-duty WS51200 dari China dan memodifikasinya dengan hidrolik untuk mengubahnya menjadi transporter erector launchers (TELs). 

TEL ini adalah apa yang digunakan Korea Utara untuk berparade, mengangkut, dan mendirikan ICBM mereka.

Truk-truk tersebut sangat berharga sehingga mereka menjauhkannya dari rudal sebelum diluncurkan, karena akan sangat sulit untuk diganti jika ada kegagalan rudal.

Oleh karena itu jelas bahwa Korea Utara masih bisa mendapatkan komponen untuk peluncur tugas berat meskipun ada sanksi dan kontrol ekspor. Juga jelas bahwa mereka telah membangun sektor manufaktur mereka untuk memodifikasi sendiri - dan sekarang berpotensi memproduksi - peluncur rudal mereka sendiri.

ICBM baru Korea Utara, yang diproduksi dalam satu tahun perjuangan besar, merupakan pesan kepada dunia untuk tidak meremehkan negara, pemimpinnya, atau kemampuan teknologi rakyatnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.