Sukses

Louise Glück, Penyair Mitos yang Meraih Nobel Sastra 2020

Louise Gluck menulis puisi tentang Persephone yang diculik Hades.

Liputan6.com, Oslo - Penyair Amerika Serikat Louise Glück meraih Nobel Sastra 2020 berkat karya dan esainya di bidang puisi. Semua karta tulisan Glück disebut memiliki kejernihan (clarity).

Louise Glück lahir di New York City pada 1943. Ia belajar tentang puisi di Sarah Lawrence College dan Columbia University.

"Pada puisi-puisinya, diri (the self) mendengarkan apa yang tertinggal dari mimpi-mimpi dan delusi-delusinya, dan tak ada yang lebih keras dari dirinya dalam mengkonfrontasi ilusi diri," ujar Ketua Komite Nobel Anders Olsson, seperti dikutip Jumat (9/10/2020).

Ia dipuji atas puisi-puisinya tentang kehidupan keluarga yang digambarkan dengan jujur dan tanpa kompromi yang tercermin dalam kumpulan puisi Ararat (1990).

Karya-karya Louise Glück turut menyentuh mitologi Yunani dan Romawi, seperti pada kumpulan puisi The Triumph of Achilles (1985) yang membahas duka pahlawan Perang Troya, Achilles, setelah kematian Patroclus.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Yang Paling Menarik

Yang paling menarik mungkin tulisan Louise Glück tentang hubungan Hades dan Persephone di kumpulan puisi Averno (2006). Persephone adalah dewi musim semi di mitologi Yunani yang diculik oleh Hades, dewa kematian, untuk dijadikan istri.

Pada puisi A Myth of Devotion, sang penyair bercerita dari sudut pandang Hades yang mempersiapkan dunia bawah untuk kehadiran Persephone.

Di puisi lain berjudul The Myth of Innocence dan Persephone the Wanderer, Louise Gluck mencoba memahami sudut pandang Persephone ketika bertemu Hades dan setelah sang dewi dibawa ke dunia bawah.

Sebelum meraih Nobel Sastra, Louise Glück pernah memenangkan berbagai penghargaan seperti National Book Award, National Book Critics Circle Award, dan Pulitzer.

Louise Glück adalah wanita AS pertama yang menang Nobel Sastra setelah Toni Morrison pada 1993. Kini, totalnya ada 13 orang pemenang Nobel Sastra dari AS, terbanyak kedua setelah Prancis.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.