Sukses

Lubang Hitam Ini Membuktikan Teori Relativitas Albert Einstein

Alberrt Einstein terkenal akan teori relativitas yang ia kemukakan, berikut ini adalah foto lubang hitam yang dapat mendukung kebenaran dari teori tersebut.

Liputan6.com, Arizona - Gambar pertama lubang hitam yang diambil pada 2019, telah mengungkapkan lebih banyak dukungan untuk membuktikan teori relativitas Albert Einstein. Penemuan baru menunjukkan bahwa teorinya sekarang 500 kali lebih sulit untuk dikalahkan.

Dikutip dari CNN, Jumat (2/10/2020), teori Einstein mengatakan bahwa gravitasi adalah materi yang membelokkan ruang-waktu, telah bertahan selama seratus tahun ketika penemuan-penemuan astronomi baru dibuat.

Para peneliti dari kolaborasi Event Horizon Telescope, tim yang mencitrakan lubang hitam pusat galaksi M87 pada 2019 menganalisis "bayangan" lubang hitam tersebut. Mereka mengatakan, Lubang hitam tidak menghasilkan bayangan karena mereka bukan benda padat yang dapat mencegah cahaya melewatinya.

Sebaliknya, lubang hitam berinteraksi dengan cahaya sedikit berbeda tetapi menciptakan efek serupa. Lubang hitam dapat menarik cahaya ke arahnya sendiri, sementara cahaya tidak dapat keluar dari dalam lubang hitam.

Cahaya mungkin saja melarikan diri di wilayah sekitar cakrawala tersebut atau titik tanpa jalan kembali. Ruang ini bisa terlihat seperti bayangan.

Lubang hitam memiliki gravitasi yang sangat besar, yang membentuk kurva ruang-waktu. Lubang ini sebenarnya seperti kaca pembesar yang membuat bayangan lubang hitam tampak lebih besar dari yang sebenarnya.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Kaitan Antara Lubang Hitam dan Teori Einstein

Simulasi lubang hitam M87 yang menunjukkan gerakan plasma saat berputar di sekitar lubang hitam. Cincin tipis cerah berwarna biru merupakan tepi yang oleh peneliti disebut bayangan lubang hitam.

Tim peneliti mengukur distorsi ini dan menemukan bahwa ukuran bayangan lubang hitam ini sejalan dengan teori relativitas - atau materi yang membelokkan ruang-waktu untuk menciptakan gravitasi.

"Ini benar-benar baru permulaan. Kami sekarang telah menunjukkan bahwa dimungkinkan untuk menggunakan gambar lubang hitam untuk menguji teori gravitasi," kata Lia Medeiros, rekan penulis studi dan rekan postdoctoral di Institute for Advanced Study di New Jersey.

"Tes ini akan menjadi lebih kuat setelah kita menggambarkan lubang hitam di pusat galaksi kita sendiri dan pengamatan EHT di masa depan dengan teleskop tambahan yang ditambahkan ke array," tambahnhya.

Visualisasi ini, termasuk gambar pertama lubang hitam, menunjukkan pengukur baru yang dikembangkan untuk menguji prediksi teori gravitasi yang dimodifikasi terhadap pengukuran ukuran bayangan M87.

Lubang hitam dalam penelitian ini berukuran 6,5 miliar kali lebih besar dari Matahari, sedangkan detektor gelombang gravitasi di Bumi memantau lubang hitam yang berukuran lima hingga beberapa lusin kali massa Matahari.

Kisaran ini membantu pemahaman lebih lanjut tentang sifat lubang hitam, baik aspek yang terlihat maupun struktur tak terlihatnya.

3 dari 3 halaman

Penemuan Ini Membuka Potensi Eksplorasi Baru di Masa Depan

"Dengan menggunakan pengukur yang kami kembangkan, kami menunjukkan bahwa ukuran bayangan lubang hitam di M87 mengencangkan ruang gerak untuk modifikasi teori relativitas umum Einstein hingga hampir 500 faktor, dibandingkan dengan pengujian sebelumnya di tata surya," imbuh Feryal Özel, rekan penulis studi dan profesor astrofisika Universitas Arizona.

Sekarang para peneliti tahu bahwa mereka dapat menggunakan gambar lubang hitam untuk menguji teori gravitasi, itu membuka lebih banyak kemungkinan untuk masa depan.

"Bersama dengan pengamatan gelombang gravitasi, ini menandai awal dari era baru astrofisika lubang hitam," ucap Dimitrios Psaltis, penulis utama studi dan profesor astrofisika University of Arizona.

Sementara teori relativitas telah lulus semua tes yang dilontarkan sejauh ini, studi lebih lanjut diperlukan untuk memastikan apakah teori itu terus cocok dengan objek astrofisika.

 

 

Reporter: Ruben Irwandi

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.