Sukses

Diduga Diperkosa Geng, Kematian Kedua Wanita Dalit Picu Protes Kian Besar di India

Diduga diperkosa dan di hari yang sama, wanita ke dua di Uttar Pradesh meninggal dunia.

Liputan6.com, Uttar Pradesh - Seorang wanita berusia 22 tahun di India meninggal karena luka parah yang dideritanya, diduga diperkosa beramai-ramai pada Selasa 29 September 2020. Menurut pihak berwenang,  pada hari yang sama wanita berusia 19 tahun lainnya meninggal karena insiden pemerkosaan geng yang terpisah, dan hal itu memicu kemarahan nasional dan protes yang kian berkembang.

Kedua perempuan itu, dari negara bagian utara Uttar Pradesh, berasal dari Kasta Dalit - peringkat terendah dalam hierarki berbasis kasta di India, menurut Kongres Mahila Seluruh India, sayap perempuan dari partai oposisi utama India.

Dalit, yang disebut sebagai "tak tersentuh" ​​di masa lalu, masih mengalami diskriminasi parah di India.

Dikutip dari CNN, Jumat (2/10/2020), Keluarga wanita berusia 22 tahun itu mengatakan kepada polisi dalam sebuah pernyataan bahwa dia tidak kembali ke rumah, di Kota Balrampur, hingga Selasa larut malam; ketika mereka mencoba meneleponnya, mereka tidak dapat menghubunginya.

"Beberapa waktu kemudian wanita itu pulang dengan becak dan memiliki selang yang terpasang di lengannya yang biasanya digunakan untuk mengatur glukosa, dia tampak dalam keadaan yang buruk sehingga keluarganya membawanya ke rumah sakit tetapi dia meninggal dalam perjalanan," kata Dev Ranjan Verma, Inspektur Polisi di Balrampur, Rabu.

Saksikan Video Pilihan Dibawah Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Empat Pria Telah Ditangkap Kasus Sebelumnya

Dua pria telah ditangkap karena adanya dugaan pemerkosaan dan pembunuhan, kata Verma. Keluarga wanita itu telah diberi 600.000 rupee ( 12,1 Juta rupiah), dan telah diyakinkan bahwa polisi dan distrik akan memberikan bantuan apa pun yang diperlukan, Verma menambahkan. 

Berita kematian wanita berumur 22 tahun tersiar ketika kemarahan publik sudah meningkat atas kasus sebelumnya dari wanita Dalit 19 tahun, yang juga meninggal pada hari Selasa setelah diduga diperkosa beramai-ramai dua minggu lalu. Pemerkosaannya juga terjadi di Uttar Pradesh, tetapi dia kemudian dipindahkan ke rumah sakit di New Delhi karena luka-lukanya yang parah.

Empat pria telah ditangkap dan didakwa karena pemerkosaan dan pembunuhan dalam kasus anak berusia 19 tahun itu, menurut polisi di Distrik Hathras. Keempatnya berasal dari komunitas kasta atas dan juga telah didakwa atas kejahatan terhadap minoritas, menurut pernyataan itu.

 

3 dari 4 halaman

Adanya Sistem Kasta di India

Sistem kasta India secara resmi dihapuskan pada tahun 1950, tetapi hierarki sosial berusia 2.000 tahun yang diberlakukan pada orang-orang sejak lahir masih ada di banyak aspek kehidupan. Sistem kasta mengkategorikan umat Hindu saat lahir, menentukan tempat mereka dalam masyarakat, pekerjaan apa yang dapat mereka lakukan dan dengan siapa mereka dapat menikah.

Menurut organisasi hak asasi manusia termasuk Dewan Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa, Human Rights Watch dan Amnesty International, perempuan Dalit sangat rentan terhadap kekerasan dan diskriminasi berbasis kasta.Kematian pria berusia 19 tahun itu memicu protes di seluruh Uttar Pradesh pada hari Selasa, yang menyebar ke kota-kota besar termasuk New Delhi, Mumbai dan Kolkata, dan masih berlangsung.

Ratusan pengunjuk rasa yang marah meneriakkan dan melambaikan spanduk saat mereka berbaris di jalan-jalan Hathras. Beberapa demonstran berkumpul di luar rumah sakit Delhi di mana dia meninggal; protes lain terjadi di dekat kediaman Presiden India, di mana beberapa lusin orang ditahan karena melanggar pembatasan pandemi.

4 dari 4 halaman

Kompensasi Senilai 506 Juta Rupiah

Para pengunjuk rasa memegang tanda dari bus selama demonstrasi di New Delhi, India, pada 30 September, setelah kematian seorang wanita berusia 19 tahun yang diduga diperkosa oleh geng.

Kemarahan publik meningkat setelah tuduhan bahwa tubuh korban telah dikremasi oleh polisi Hathras tanpa persetujuan keluarganya - yang dibantah oleh polisi dan hakim distrik. Hakim, Praveen Kumar Laxkar, mengatakan kepada wartawan pada hari Selasa bahwa keluarga tersebut hadir di kremasi.

Pemerintah negara bagian mengumumkan Rabu bahwa penyelidikan khusus akan menyelidiki tuduhan pemerkosaan remaja berusia 19 tahun itu, dan bahwa tim investigasi memiliki waktu tujuh hari untuk menyerahkan laporan mereka. Setelah penyelidikan selesai, persidangan keempat pria itu akan berlangsung di pengadilan jalur cepat, menurut juru bicara pemerintah negara bagian Mrityunjay Kumar.

Keluarga wanita itu juga telah diberikan kompensasi sekitar $ 34.000 (506.805.700 rupiah) pekerjaan pemerintah untuk anggota keluarga dan rumah baru di desa, tambahnya dalam sebuah pernyataan.

Swati Gupta dari CNN berkontribusi untuk laporan ini.

 

Reporter : Romanauli Debora

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.