Sukses

Mundur Akibat COVID-19, Upacara Pewaris Takhta Putra Mahkota Jepang Digelar November?

Upacara Putra Mahkota Fumihito sebagai pewaris Takhta Serunai terpaksa diundur mengingat situasi pandemi COVID-19.

Liputan6.com, Tokyo - Kekaisaran Jepang dikabarkan akan menggelar upacara bagi Putra Mahkota Fumihito pada November mendatang. Upacara itu untuk merayakan status sang pangeran sebagai pewaris Takhta Serunai.

Rangkaian acara Rikkoshi no Rei (Upacara-upacara Proklamasi Putra Mahkota) tersebut mestinya diadakan pada April, tetapi ditunda akibat pandemi COVID-19.

Awalnya, panitia hanya ingin mengurangi jumlah partisipan saja dari 350 ke 50. Namun, akhirnya acaranya ditunda.

Menurut laporan Kyodo, Selasa (29/9/2020), seorang pejabat yang namanya enggan disebut menjelaskan bahwa kemungkinan upacara itu akan digelar pertengahan November. Keputusannya baru akan diambil pada bulan ini.

Jika sudah ada tanggal pasti, persiapan upacara bagi putra mahkota Kekaisaran Jepang akan memakan waktu setidaknya selama satu bulan.

Rikkoshi no Rei terbagi atas dua bagian, yakni Rikkoshi Senmei no Gi (Upacara Proklamasi Putra Mahkota), yaitu untuk menobatkan status Pangeran Fumihito sebagai putra mahkota. Setelahnya, Pangeran Fumihito akan bertemu Kaisar Jepang dan istrinya pada upacara "Choken no Gi" (Audiensi Pertama).

Kaisar Jepang saat ini adalah Naruhito yang memiliki seorang anak perempuan, yakni Putri Aiko. Namun, Takhta Serunai di Jepang hanya bisa diwarisi keturunan laki-laki.

Saat ini ada tiga potensi pewaris takhta, pertama Pangeran Fumihito, lalu putranya yang masih remaja Pangeran Hisahito, dan Pangeran Hitachi yang berusia 84 tahun. Pangeran Hitachi merupakan adik laki-laki dari kaisar terdahulu.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

PM Jepang Yoshihide Suga Ajak Dunia Perkuat Solidaritas Lawan COVID-19

Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga mengajak dunia meningkatkan solidaritas melawan Virus Corona (COVID-19). Ia berkata multiteralisme penting dilakukan di saat pandemi, bukan malah mengabaikan kerja sama internasional.

"Virus Corona baru telah menarik kita menuju krisis yang tak pernah terjadi sebelumnya, sehingga membawa komunitas internasional kembali bekerja sama daripada kecenderungan perpecahan dan isolasi," ujar PM Suga dalam pidatonya di Sidang Umum PBB ke-75. 

PM Suga berkata momen pandemi COVID-19 ini merupakan momen bagi komunitas internasional untuk memperat kerja sama.

"Saya mengajak kalian semua untuk bersatu dalam solidaritas, sehingga kita bisa mengubah krisis saat ini menuju peluang untuk memperkuat kooperasi kita," ia menambahkan.

COVID-19 menjadi topik utama di Sidang Umum PBB ke-75 yang digelar secara virtual. Presiden AS Donald Trump, PM Inggris Boris Johnson, Presiden Uzbekistan Shavkat Mirziyoyev, hingga Presiden Joko Widodo juga membahas isu ini.

PM Suga berkata Jepang akan mendukung penuh pengembangan dan distribusi vaksin dan pengobatan COVID-19 secara universal. Jepang juga berkomitmen membantu negara-negara berkembang mendirikan rumah sakit.

"Jepang mendukung secara penuh pengembangan pengobatan, vaksin, diagnostik, dan bekerja untuk memastikan akses yang adil dan merata kepada semuanya, termasuk di negara-negara berkembang," kata PM Suga.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

  • Jepang adalah negara yang disebut sebagai negara kepulauan karena memiliki lebih dari 6000 pulau disekitarnya.
    Jepang adalah negara yang disebut sebagai negara kepulauan karena memiliki lebih dari 6000 pulau disekitarnya.

    Jepang

  • Penyebaran Covid-19 ke seluruh penjuru dunia diawali dengan dilaporkannya virus itu pada 31 Desember 2019 di Wuhan, China

    COVID-19