Sukses

Masalah Donald Trump Tak Bayar Pajak Bikin Heboh, Sejumlah Pendukung Tetap Membela

Pendukung Donald Trump tetap mendukung pilihannya walau ia dilaporkan tidak membayar pajak.

Liputan6.com, Jakarta - Sebuah laporan media AS yang menyebut Donald Trump membayar sedikit atau tidak sama sekali terkait pajak penghasilan federal dalam beberapa tahun terakhir, memicu kemarahan luas pada Senin 28 September 2020.

Kemarahan tersebut berasal dari mereka yang kaya hingga guru dan pekerja kedai kopi yang menggunakan media sosial untuk mengklaim bahwa mereka telah membayar lebih banyak pajak daripada AS Presiden. Demikian seperti melansir laman Channel News Asia, Selasa (29/9/2020).

Tagar #IPaidMoreTaxesThanDonaldTrump mulai menjadi tren sejak hari Senin, sementara kampanye pemilihan saingan Demokrat Joe Biden, memanfaatkan reaksi keras, meluncurkan pin dengan kata-kata: "Saya Membayar Lebih Banyak Pajak Daripada Donald Trump."

"Pada 2017, saya membayar pajak federal US $ 32 juta lebih banyak daripada Donald Trump," tulis Tom Steyer, seorang miliarder lingkungan dan pengkritik keras presiden di Twitter.

Trump mempertahankan pendapatnya pada hari Senin setelah New York Times melaporkan bahwa dia hanya membayar pajak pendapatan federal sebesar US $ 750 pada tahun 2016 dan 2017, setelah bertahun-tahun melaporkan kerugian besar dari perusahaan bisnisnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Bantahan Donald Trump

Dalam serangkaian postingan di Twitter, presiden Partai Republik mengatakan dia telah membayar "jutaan dolar dalam bentuk pajak" dan bahwa dia memiliki lebih banyak aset daripada hutang. Dia tidak memberikan bukti atau janji untuk merilis laporan keuangan apa pun sebelum pemilihan presiden 3 November.

Tidak jelas apakah peristiwa itu akan memengaruhi cara orang Amerika memilih. Postingan Trump di Twitter menerima puluhan ribu "suka", saat para pendukungnya berbicara dalam pembelaannya.

George Callas, direktur pelaksana di firma hukum Steptoe LLP dan mantan penasihat pajak Partai Republik di Dewan Perwakilan Rakyat AS, mengkritik kebocoran informasi pajak rahasia, sementara mengakui beberapa orang kaya memang mengeksploitasi celah.

"Sebagai sebuah kelompok, yang terkaya membayar bagian yang jauh lebih tinggi dari pendapatan mereka di pajak federal daripada yang lain. Tetapi ada sebagian yang menghindari membayar banyak jika ada," tulis Callas di Twitter.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.