Sukses

Menguak Arti Gambar Latar di Video Pidato Pemimpin Dunia Saat Sidang PBB Virtual

Pilihan latar belakang sejumlah pemimpin dunia dalam pidato Sidang Majelis Umum PBB ke-75 menjadi sorotan.

Liputan6.com, Jenewa - Sidang tahunan PBB selalu dijadikan jendela dunia. Tahun ini jendela tersebut terbuka langsung dari meja para pemimpin di istana presiden negara mereka melalui video.

Hal itu dilakukan sebagai bentuk upaya mencegah penyebaran Virus Corona COVID-19 di dunia. Namun, tak hanya harus berbicara melalui video, para perwakilan anggota PBB juga terlihat menggunakan latar belakang sebagai citra pada pesan yang ingin mereka proyeksikan.

Pilihan latar belakang sejumlah pemimpin dunia dalam pidato Sidang Majelis Umum PBB ke-75 itu menjadi sorotan.

Melansir AP News, Senin (28/9/2020), Presiden Xi Jinping yang menggunakan Tembok Besar China sebagai latar belakang representasi tujuannya meminta dunia "menolak upaya membangun blok untuk mencegah orang lain masuk". Lalu Presiden Filipina Rodrigo Duterte menggunakan foto dan video yang relevan, seperti dari pusat uji Virus Corona COVID-19, badai, dan lainnya, untuk mengilustrasikan apa yang dia bicarakan.

Sementara Perdana Menteri Australia Scott Morrison yang mengungkapkan berbagi pandangan kebijakan akan pentingnya kerja sama multinasional, menampilkan pemandangan indah Sydney Harbour sebagai latar belakangnya.

"Mereka harus otentik dan harus dapat dipercaya, dan ini bahkan lebih menantang. Mereka dapat menggunakan apa yang terjadi dalam latar belakang untuk melengkapi penyampaian pesan-pesan pada sidang PBB tersebut, untuk menerobos melalui kaca komputer," kata Steven D. Cohen, seorang profesor komunikasi bisnis Universitas Johns Hopkins yang telah melatih para politisi.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Memilih di Ruangan Pribadi

Podium Aula Majelis Umum telah memberikan potret kenegarawanan yang didambakan selama puluhan tahun kepada presiden, perdana menteri, dan raja dengan suasana yang kondusif. Meskipun bukan rahasia lagi bahwa banyak pidato ditujukan untuk khalayak domestik, pertemuan sampingan dan prospek reaksi langsung dari komunitas internasional dapat menjadi "faktor untuk mendorong orang menemukan tujuan bersama," kata Richard Ponzio, mantan Departemen Luar Negeri AS dan pejabat PBB dan sekarang menjadi rekan di Stimson Center, sebuah wadah pemikir kebijakan luar negeri.

Banyak pemimpin menyesalkan bahwa mereka tidak dapat menghadiri sidang secara langsung tahun ini. "Syukurlah, kita bisa memanfaatkan teknologi modern secara optimal," kata presiden baru Suriname, Chan Santokhi, salah satu pembicara yang videonya menampilkan musik pengantar.

Dalam sidang online tersebut, ada beberapa pemimpin yang menyempurnakan presentasi mereka dengan sub judul atau bahkan menambahkan tampilan ala berita di televisi, untuk menggarisbawahi pesan utama dari perdana menteri. Beberapa juga memilih untuk melakukan pidato virtual dengan pengambilan gambar postur yang lebih dekat, seperti Paus Fransiskus, yang menghindari mimbar dan memilih dekat dengan kamera yang berlatar rak buku.

Namun rata rata dari pemimpin dunia tersebut memilih berada di belakang meja kerja, dengan tampilan belakang foto-foto pribadi, tumpukan buku, dan barang sehari-hari, termasuk secangkir kopi seperti Presiden Meksiko, Andrés Manuel López Obrador.

Berbicara dari meja itu, mereka tampil "ramah, komunikatif, dan mencoba terhubung dengan orang-orang," kata Jim Bennett, direktur eksekutif dari Asosiasi Pertemuan dan Acara Virtual selaku perencana acara. Tapi meja, terutama yang besar, juga bisa menandakan otoritas.

3 dari 3 halaman

Menampilkan Poin Kebanggan Negaranya

Yang pasti, banyak pemimpin yang berpidato virtual tersebut dengan menampilkan beberapa poin kebanggaan negaranya, seperti diapit oleh bendera, salah satunya Presiden Venezuela, Nicolás Maduro Moros, di depan potret besar pemimpin kemerdekaan Amerika Selatan abad ke-19, Simón Boliva. Lalu Kausea Natano, PM negara kepulauan Pasifik Tuvalu, menampilkan pantai tropisnya.

Sementara itu, Presiden AS Donald Trump menggunakan ruang resepsi diplomatik Gedung Putih untuk merekam pidato singkatnya yang berfokus pada kritik terhadap China.

Sedangkan Presiden Palau, Tommy E.Remengesau Jr, memilih mengambil videonya dengan jarak dekat di depan penghargaan lingkungan PBB dan piala bisbol dan bola basket dari tim tempat dia bermain.

 

Reporter: Vitaloca Cindrauli Sitompul

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.