Sukses

AS dan Arab Saudi Salahkan Houthi Terkait Bencana Kemanusiaan di Yaman

Amerika Serikat menilai Arab Saudi adalah sekutu kunci.

Liputan6.com, Riyadh - Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat menegaskan, Arab Saudi merupakan sekutu kunci melawan pasukan Houthi. AS juga menuduh Houthi memblokir bantuan kemanusiaan di Yaman.

Dilaporkan Arab News, Jumat (25/9/2020), Kemlu mengungkap hal tersebut dalam rapat dengar pendapat dengan Komite Hubungan Luar Negeri Senat AS. Komunitas internasional juga diminta ikut protes terhadap aksi Houthi.

Houthi dituding menghalangi bantuan karena menutup bandara Sana'a sejak awal bulan ini. Alhasil, pesawat PBB dan yang terkait bantuan kemanusiaan jadi tak bisa masuk.

Deputi Menlu AS Steve Biegun berkata Houthi harus berhenti mengganggu bantuan kemanusiaan, serta mencabut penutupan bandara Sana'a yang menghalangi bantuan kemanusiaan, demikian pernyataan dari situs Kemlu AS, State.gov.

Pemerintah Arab Saudi berkata Houthi yang didukung Iran merupakan masalah utama di Yaman. 

"Akar dari masalahnya adalah Houthi yang melengserkan pemerintah sah di Yaman dan mencegah akses kemanusiaan di negara itu," ujar Dr. Khaled Manzlawiy, representasi Arab Saudi di PBB.

Dr. Khaled berkata Arab Saudi berkomitmen memberikan bantuan kepada Yaman. Bantuan diberikan lewat King Salman Humanitarian Aid and Relief Center (KSRelief) yang berkolaborasi dengan World Food Programme (WFH), World Health Organization (WHO) dan UN High Commissioner for Refugees (UNHCR).

Arab Saudi melakukan intervensi militer di Yaman sejak Maret 2015. PBB berkata puluhan juta rakyat Yaman merasakan dampak konflik antara Saudi dan Houthi. Jutaan anak-anak Yaman pun kekurangan nutrisi.

 

 

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Tanker Safer

AS juga meminta agar Houthi berhenti melecehkan jurnalis, aktivis, oposisi, dan warga Yaman yang beragama Yahudi. Selain itu, AS meminta agar Houthi membuka akses menuju tanker Safer yang kondisinya krisis.

Tanker Safer tersebut berada di perairan Yaman. PBB meminta Houthi untuk membuka akses agar memeriksa tanker itu karena dikhawatirkan terjadi kebocoran minyak.

"Izinkan akses PBB menuju tanker Safer sebelum ada kebocoran minyak atau ledakan yang dapat membawa bencana lingkungan dan kemanusiaan yang lebih parah ke Yaman, Laut Merah, dan wilayah itu," tulis situs State.gov.

Dubes Arab Saudi kepada PBB juga berkata kebocoran di tanker Safer adalah ancaman serius yang bisa berdampak buruk kepada Yaman dan Arab Saudi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.