Sukses

Asyik Tidur Siang, Pria Ini Dibangunkan Seekor Beruang

Seorang pria Massachusetts disenggol oleh seekor beruang saat tengah enak tidur siang di tepi kolam renang.

Liputan6.com, Massachusetts - Kedengarannya seperti mimpi yang menakutkan. Namun inilah yang terjadi dan kejadiannya tertangkap oleh kamera.

Dikutip dari laman Foxnews, Rabu (16/9/2020), seorang pria Massachusetts disenggol oleh seekor beruang saat tengah enak tidur siang di tepi kolam renang.

Kamera itu merekam video beruang yang diam-diam berjalan melalui halaman belakang rumahnya saat suaminya, Matt sedang tidur di kursi santai.

Beruang itu mencelupkan moncongnya ke dalam air sebelum mengendus-endus menuju pria yang sedang tidur itu.

Video tersebut kemudian menunjukkan beruang itu mengulurkan tangan dan menyentuh kaki Matt Bete dengan cakarnya. Ketika dia bangun dan duduk di kursinya, beruang itu tampak ketakutan dan lari.

"Matt sangat terkejut," tulis Dawn Bete di Facebook. Kemudian beruang itu tampak mendekati Matt Bete lagi.

"Dia tidak yakin bagaimana dia harus bereaksi, tetapi tahu dia tidak bisa bangun secepat itu, setidaknya dia memiliki kursi dan meja lain di sekitarnya jika diperlukan untuk pindah dan berlindung," tulis Dawn Bete.

Populasi beruang hitam di Massachusetts telah meningkat, menurut Mass Audubon, sebuah organisasi nirlaba.

Hewan itu memakan banyak makanan berbeda termasuk beri, kacang-kacangan, buah-buahan, serangga, katak, ular dan ikan, menurut kelompok satwa liar. Beruang itu bisa tumbuh hingga beratnya mencapai 500 pon.

Beruang hitam juga memakan sampah, dan mereka dapat tertarik ke daerah yang dihuni manusia oleh sampah, tempat makan burung, dan makanan hewan peliharaan di luar ruangan, kata Mass Audubon.

Simak video pilihan berikut:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Beruang di Italia Divonis Hukuman Mati

Sementara itu di kejadian terpisah, ada seekor beruang cokelat di Italia yang dijatuhi hukuman mati.

Hukuman itu diputuskan setelah beruang tersebut menyerang seorang ayah dan putranya saat mendaki di wilayah utara Trentino.

Fabio Misseroni (59) dan putranya, Christian Misseroni (28), mendaki pada Senin 22 Juni. Mereka melintasi jalur menuju Gunung Peller ketika seekor beruang melompat ke jalur yang mereka lewati.

Beruang itu menggigit kaki Christian Misseroni sebelum ayahnya melompat ke belakang hewan tersebut sehingga dia bisa melarikan diri, seperti dilansir CNN.

Beruang kemudian menggigit dan menyerang Fabio Misseroni, mematahkan kakinya di tiga bagian. Christian kemudian melompat naik turun dan menepukkan tangannya untuk mengalihkan perhatian beruang dari ayahnya sebelum binatang itu kabur ke dalam hutan.

Regulasi Badan Nasional Perlindungan dan Penelitian Lingkungan Italia menyatakan beruang yang menyerang manusia itu harus disuntik mati. Namun, sejumlah pendukung hak-hak binatang di Italia menyerukan agar pemerintah mencabut hukuman mati itu.

Setelah serangan itu, Gubernur Trentino, Maurizio Fugatti menandatangani perintah terpisah mengizinkan penangkapan dan pembunuhan beruang tersebut, di mana pihak berwenang tengah mencoba mengidentifikasi melalui DNA yang diperoleh melalui air liur dan bulu beruang yang tertinggal di bekas cakaran dan luka gigitan serta di baju ayah dan anak tersebut.

Ada sejumlah serangan beruang di wilayah itu dalam beberapa tahun terakhir, dan pemerintah setempat memiliki basis data DNA beruang yang dikumpulkan dari kotoran, bulu, dan air liur. Kamera pemantau digunakan untuk mencocokkan DNA pada hewan tersebut.

Tetapi seruan terus berkembang agar beruang yang terlibat serangan tersebut dibiarkan di dalam hutan - setidaknya sampai kasus menjadi lebih jelas.

Kelompok hak-hak binatang Italia, Animalisti Italiani dan WWF for Nature meminta pemerintah setempat untuk menghentikan perintah pembunuhan sampai penyelidikan penuh dilakukan, termasuk apakah ayah atau anak itu melakukan sesuatu yang membuat mereka diserang, namun hal ini dibantah ayah dan anak tersebut.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.