Sukses

Donald Trump Akan Saksikan Perjanjian Damai Arab-Israel di Gedung Putih

Presiden AS Donald Trump akan menyambut delegasi Bahrain, Israel, dan Uni Emirat Arab untuk perjanjian perdamaian.

Liputan6.com, Jakarta Presiden Amerika Serikat Donald Trump akan menyaksikan kesepakatan damai antara Israel dan dua negara jazirah Arab di Gedung Putih. Berkat perjanjian ini, hubungan diplomatik Israel dan negara jazirah resmi terjalin.

Dua negara Arab yang dimaksud adalh Uni Emirat Arab dan Bahrain. Keduanya setuju untuk melakukan normalisasi diplomatik dengan Israel. Kerja sama di bidang bisnis juga akan digencarkan.

Dilaporkan AP News, Selasa (15/9/2020), Donald Trump akan mengundang lebih dari 700 tamu untuk menyaksikan perjanjian. Penandatanganan akan dilaksanakan di Halaman Selatan.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu datang mewakili negaranya. Sementara, UEA dan Bahrain akan diwakili oleh menteri luar negeri.

Perwakilan diplomatik di Washington DC dari negara-negara yang mendukung kesepakatan ini turut diundang. Anggota legislatif Partai Demokrat juga mendapat undangan.

Presiden AS Donald Trump akan ikut menandatangani perjanjian itu sebagai saksi. Menantunya, Jared Kushner, merupakan tokoh sentral dari perjanjian damai ini.

Meski ditolak Palestina, pemerintah AS sedang berupaya agar lebih banyak negara Timur Tengah yang mengikuti langkah normalisasi dengan Israel. Beberapa negara yang diprediksi siap mengikuti yakni Oman, Sudan, dan Maroko.

"Perjanjian-perjanjian ini adalah pencapaian besar bagi para negara-negara yang terlibat dan telah membawa rasa harapan dan optimisme besar di wilayah itu," ujar Jared Kushner.

"Ketimbang fokus pada konflik masa lalu, rakyat kini fokus menciptakan masa depan yang cerah yang diisi kemungkinan tanpa batas," ucapnya.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Donald Trump Raih Nominasi Nobel Perdamaian

Anggota parlemen Norwegia mencalonkan Presiden Amerika Serikat Donald Trump sebagai penerima Nobel Perdamaian tahun 2021. Prestasi yang dibuat Trump yakni Perjanjian Abraham antara Israel dan Uni Emirat Arab (UEA). 

Pemerintahan Trump menjadi sponsor utama perjanjian damai tersebut. Israel dan UEA lantas melakukan normalisasi hubungan diplomatik dan menjalin kerja sama di berbagai bidang, seperti bisnis, penerbangan, dan keamanan.  

Donald Trump dicalonkan oleh politisi Norwegia bernama Christian Tybring-Gjedde. Ia menyebut perdamaian Israel dan UEA membuka pintu perdamaian di Timur Tengah. 

"Tak masalah apa yang Trump lakukan di negara asalnya dan apa yang ia katakan di konferensi pers, dia benar-benar memiliki kesempatan untuk meraih Hadiah Nobel Perdamaian," ujar Christian Tybring-Gjedde seperti dikutip AP News, Kamis 10 September 2020.

Pencalonan Nobel Perdamaian dapat diberikan oleh anggota parlemen Norwegia. Komite Nobel telah mendapat 318 calon penerima Nobel Perdamaian untuk 2021.

Tahun lalu, pemenang Nobel Perdamaian adalah Perdana Menteri Abiy Ahmed Ali dari Etiopia. Ia menang karena dianggap berhasil berdamai dengan Eritrea terkait perbatasan. 

Mantan Presiden Uni Soviet Michael Gorbachev turut memenangkan Nobel Perdamaian karena jasanya mengakhiri Perang Dingin.

Mantan Presiden AS Barack Obama juga pernah menang Nobel Perdamaian karena usahanya melawan senjata nuklir. Kemenangan Obama dikritik berbagai pihak karena dianggap terlalu prematur.

Hadiah Nobel Perdamaian tahun ini akan diumumkan pada Oktober mendatang. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.