Sukses

Sengketa Lahan Warga Vs Pejabat Vietnam Telan Korban, 2 Bersaudara Dihukum Mati

Pengadilan Vietnam menjatuhkan hukuman mati kepada dua bersaudara akibat perebutan lahan berkepanjangan berubah menjadi aksi kekerasan yang menewaskan tiga polisi dan seorang penduduk.

Liputan6.com, Hanoi - Pengadilan Vietnam menjatuhkan hukuman mati kepada dua bersaudara pada Senin 14 September 2020, setelah perebutan lahan berkepanjangan berubah menjadi aksi kekerasan yang menewaskan tiga polisi dan seorang penduduk desa.

Melansir channelnewsasia.com, Rabu (16/9/2020), dua bersaudara itu adalah Le Dinh Chuc (40) dan Le Dinh Cong (56).

Warga komune Dong Tam di pinggiran Kota Hanoi selama bertahun-tahun bentrok dengan pihak berwenang, karena militer secara ilegal merebut tanah pertanian mereka untuk dijadikan bandara. Menurut Kementerian Keamanan Umum, pada bulan Januari, para pejabat sudah berusaha untuk mendirikan pagar pembatas, tetapi penduduk desa melakukan perlawanan dengan "granat, bom bensin, dan pisau” yang mengakibatkan tewasnya tiga petugas polisi dan seorang warga lansia, Le Dinh Kinh.

Namun di lain sisi, penduduk desa memberikan pernyataan bahwa pihak berwenanglah yang menyerang Kinh saat sedang tidur, karena Kinh diyakini sebagai pemimpin perlawanan petani. Diketahui ternyata 2 bersaudara yang dijatuhi hukuman mati tersebut adalah anak dari Kinh.

Pengadilan Hanoi menghukum dua bersaudara itu karena didakwa melakukan pembunuhan terhadap tiga polisi. Sementara itu 27 orang lainnya dijatuhi hukuman yang berbeda-beda, mulai dari hukuman percobaan 15 bulan hingga penjara seumur hidup.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Keputusan Dinilai Tidak Adil dan Tergesa-Gesa

Pengacara Le Luan menyebut persidangan itu "tidak adil", dan mengatakan tim pembela mengusulkan penundaan sembari menunggu penyelidikan lebih lanjut atas insiden tersebut.

"Kami tidak setuju dengan putusan yang diberikan oleh pengadilan hari ini; kami bahkan tidak setuju dengan persidangan itu sendiri," katanya kepada AFP.

Human Rights Watch juga mengecam "hukuman berat" tersebut yang menurut mereka tergesa-gesa. "Sidang ini diganggu oleh masalah prosedural serius yang dipastikan merusak kemungkinan proses yang adil," kata Phil Robertson dari HRW.

Sulit untuk memverifikasi kebenaran versi peristiwa yang dilakukan pihak berwenang, karena negara komunis sangat mengontrol semua media dan penyebaran informasi.

Sengketa tanah adalah hal yang biasa di Vietnam, di mana individu dan perusahaan yang berkuasa saling meng-klaim atas properti. Kebebasan berekspresi di Vietnam juga sangat dibatasi, begitu pula hak untuk memprotes.

 

Reporter: Vitaloca Cindrauli Sitompul

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.