Sukses

Selain Syekh Ali Jaber, 5 Tokoh Dunia Ini Pernah Diserang Orang Tak Dikenal

Selain Syekh Ali Jaber, insiden penyerangan dari orang tak dikenal juga pernah menimpa tokoh dunia. Ada yang serupa penusukan, ada pula dengan cara lain.

Liputan6.com, Jakarta - Syekh Ali Jaber mengalami insiden penusukan yang menimpanya di Lampung, Minggu 13 September 2020. Hal ini ia ungkap di akun YouTube Syekh Ali Jaber.

Ia menjelaskan, bahwa dirinya bisa selamat karena saat itu mengangkat tangan pada posisi ke depan leher dan dada.

"Tusukan cukup keras. Cukup kuat. Sampai separuh pisau masuk ke dalam. Tapi alhamdulillah di tangan, bukan di leher," kata Syekh Ali Jaber.

Sementara itu, Kabid Humas Polda Lampung Kombes Zahwani Pandra Arsyad mengonfirmasi peristiwa penusukan di tengah ceramah keagamaan ini.

Usai insiden, jemaah dan masyarakat sekitar langsung mengamankan pelaku, yang kini masih menjalani pemerikaaan intensif oleh kepolisian Polres Bandar Lampung.

Selain Syekh Ali Jaber, insiden penyerangan dari orang tak dikenal juga pernah menimpa tokoh dunia. Ada yang serupa penusukan, lainnya dengan serangan berbeda metode.

Berikut di antaranya, Liputan6.com kutip dari berbagai sumber, Senin (14/9/2020):

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 6 halaman

1. Jair Bolsonaro - Presiden Brasil

Saat menjadi calon presiden, Jair Bolsonaro pernah mengalami penusukan. Kala itu, ia sedang melakukan kampanye presiden pada 7 September 2018.

Bolsonaro yang saat itu diunggulkan dalam jajak pendapat dari berbagai survei mengalami luka tusuk dari orang yang tak dikenal.

Akibat serangan itu, ia mengalami luka pada bagian perut di bagian kanan. Meski begitu, ia selamat dan kini menjadi presiden Brasil.

 

3 dari 6 halaman

2. Anna Lindh - Menlu Swedia

Anna Lindh, menteri luar negeri Swedia sempat disebut-sebut sebagai calon pemimpin bangsa masa depan. Namun, ia meninggal karena luka tusuk yang diderita.

Insiden itu terjadi ketika seorang penyerang tak dikenal menyayatnya berulang kali dengan pisau di sebuah department store.

Kematiannya membuat negeri itu cemas dan tertekan, membangkitkan kenangan menyakitkan tentang pembunuhan Perdana Menteri Olof Palme tahun 1986, demikian dikutip dari laman the guardian.

Lindh tidak secara rutin ditugaskan dengan pengawal penuh waktu. Banyak yang berduka atas kematian itu.

4 dari 6 halaman

3. George W Bush - Presiden Amerika Serikat

Pada 14 Desember 2008, menjadi hari yang tak terlupakan bagi Presiden Amerika Serikat (AS) George Walter Bush atau George W Bush. Sebab dalam kunjungan mendadaknya ke Irak, ia mendapati 'hadiah' perpisahan dari seorang jurnalis di sana. Berupa lemparan sepatu yang melayang ke arahnya.

Tak hanya satu, tapi dua alas kaki itu 'terbang' ke arah Presiden AS ke-43 itu, di tengah-tengah acara jumpa pers bersama Perdana Menteri Nouri Al-Maliki.

Pelempar sepatu kemudian dibawa pergi oleh para pengawal dan jumpa pers dilanjutkan. Para wartawan menyebut insiden itu sebagai insiden simbolik.

Lemparan sepatu dianggap sebagai hinaan terburuk dalam budaya Arab.

Ketika insiden 'sepatu melayang' itu terjadi, Bush dan Perdana Menteri Irak Nouri Maliki sedang menandatangani kesepakatan keamanan baru antara kedua negara.

 

5 dari 6 halaman

4. Nicolas Maduro - Presiden Venezuela

4 Agustus 2018 juga jadi hal yang tak akan terlupakan bagi Presiden Venezuela Nicolas Maduro. Sebab, di hari itu ia menjadi target serangan orang yang tak dikenal.

Maduro mendapat serangan dari pesawat tak berawak atau drone. Kala itu ia sedang berpidato pada acara ulang tahun tentara Venezuela.

Tak hanya drone biasa, alat itu juga membawa bahan peledak. Tujuh tentara terluka akibat insiden ini dan presiden Maduro selamat.

 

6 dari 6 halaman

5. Wen Jiabao - Perdana Menteri China

Pada 3 Februari 2009, seorang pengunjuk rasa melemparkan sepatu ke Perdana Menteri China, Wen Jiabao, dalam pidatonya di gedung konser Universitas Cambridge, tujuh minggu setelah insiden serupa yang melibatkan Presiden Bush di Irak.

Sepatu itu meleset sejauh 30 kaki, tetapi petugas keamanan segera mengawal pengunjuk rasa itu dari aula, demikian dikutip dari laman New York Times.

Polisi menangkap pria itu karena dicurigai melakukan pelanggaran ketertiban umum. Saksi mata menggambarkan dia sebagai pria Eropa berjanggut berusia 20-an atau 30-an yang berbicara bahasa Inggris dengan aksen asing.

Dia meniup peluit ketika Wen berbicara, menyebabkan dia berhenti dan melihat ke atas. "Kamu harus malu pada dirimu sendiri," kata pria itu, menurut saksi. Bagaimana Anda bisa mendengarkan kebohongan yang dia katakan? teriaknya, dalam video kejadian yang ditayangkan di televisi Sky News.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.