Sukses

Australia Sebut Punya Hak untuk Menyergap Rumah Jurnalis China di Sydney

Menteri Dalam Negeri Australia membela hak pemerintah atas penyergapan intelijen untuk mencegah campur tangan asing, setelah China mengutuk penggeledahan rumah jurnalis dari negaranya yang bekerja di Australia.

Liputan6.com, Canberra - Menteri Dalam Negeri Australia Peter Dutton, pada Minggu 13 September 2020, membela hak pemerintah atas penyergapan intelijen untuk mencegah campur tangan asing, setelah China mengutuk penggeledahan rumah jurnalis dari negaranya yang bekerja di Australia.

Dutton menolak memberikan konfirmasi langsung bahwa jurnalis-jurnalis China itu telah diinterogasi oleh badan intelijen Australia pada Juni.

Dia hanya mengatakan investigasi masih berlangsung. Namun, dia juga mengatakan ada "aktivitas" yang dilakukan oleh badan intelijen.

"Saat (Organisasi Intelijen Keamanan Australia) memiliki alasan yang cukup untuk melaksanakan perintah penggeledahan, atau untuk aktivitas-aktivitas lainnya, maka mereka akan menjalankan aktivitas tersebut," kata Dutton dalam tayangan televisi Australian Broadcasting Corp (ABC), dikutip dari Antara, Senin (14/9/2020).

"Apabila orang-orang berpura-pura menjadi jurnalis atau pimpinan bisnis atau apa pun, dan terdapat bukti bahwa mereka bertindak bertentangan dengan hukum Australia, maka badan tersebut akan bertindak."

Penyergapan itu diungkapkan oleh Kementerian Luar Negeri China pekan lalu setelah dua jurnalis Australia meninggalkan China usai diinterogasi oleh polisi negara itu.

Menteri perdagangan Australia mengatakan pada Jumat (11/9) bahwa badan intelijen bertindak berdasarkan bukti yang terkait dengan penyelidikan campur tangan asing.

Pada Sabtu (12/9), media pemerintah China mengutuk penggerebekan tersebut.

Hubungan Australia dengan China, yang merupakan mitra perdagangan terbesarnya, telah menurun secara bertahap selama beberapa tahun terakhir.

Hubungan itu memburuk tahun ini setelah Canberra menyerukan penyelidikan tentang asal-usul virus corona jenis baru, yang membuat marah Beijing.

China telah memberlakukan pembatasan perdagangan pada sejumlah produk termasuk jelai (barley) dan minuman fermentasi anggur (wine), yang mendorong Australia untuk memperketat uji keamanan nasional bagi investasi asing.

Simak video pilihan berikut:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Beijing dan Xinhua Kecam Australia

Seorang juru bicara Kantor Berita Xinhua China, dalam sebuah keterangan pada Jumat (11/9), menyatakan pihaknya mengecam dan menentang keras aksi penyergapan yang dilakukan oleh agen intelijen Australia terhadap kediaman seorang jurnalis Xinhua di Sydney.

Juru bicara itu menyebut bahwa laporan Global Times--surat kabar terafiliasi Pemerintah China--pada 8 September adalah benar.

Global Times menulis bahwa agen intelijen Australia melakukan penggeledahan di kediaman beberapa jurnalis China yang berbasis di Australia, termasuk pewarta Xinhua yang berada di Sydney, pada 26 Juni, dan menyita peralatan liputan mereka.

"Aksi yang kasar, angkuh, dan keterlaluan ini jelas sangat mengerikan. Hal ini menunjukkan mentalitas Perang Dingin serta prasangka politis dari sejumlah kementerian dan pejabat Australia," kata juru bicara tersebut, dikutip dari Antara, Sabtu (12/9/2020).

Baca selengkapnya...

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.