Sukses

Pandemi COVID-19, Warga Australia Diajak Berkebun Agar Pangan Stabil

Ajakan berkebun diserukan agar menjaga persediaan pangan saat pandemi Virus Corona (COVID-19).

Brisbane - Para pekerja kebun di Australia mengajak lebih banyak masyarakat untuk terlibat untuk ikut kegiatan berkebun. Mereka sedang membutuhkan tenaga untuk menuai hasil panen karena kekuarngan pekerja. 

Ini disebabkan oleh pembatasan pemberian visa tenaga kerja akibat Virus Corona (COVID-19). Oleh sebab itu, industri perkebunan mengajak masyarakat untuk meluangkan waktu bekerja selama musim panen agar persedian pangan tetap aman. 

Dilaporkan ABC Australia, Jumat (11/9/2020), seorang petani stroberi Queensland meminta warga Australia "memetik untuk negaramu" agar mencegah buah-buahan membusuk karena kekurangan tenaga kerja pemetik.

Petani Bells Creek bernama Di West dari perkebunan Suncoast Harvest, mengatakan kemungkinan harga bahan-bahan makanan akan naik, seperti dikhawatirkan juga oleh Federasi Petani Nasional (NFF) dan AusVeg.

Di West mengatakan dirinya terpaksa meninggalkan perkebunan karena dia tidak memiliki cukup pekerja untuk memetik dan mengemas produk.

"Sudah ada sejumlah orang yang berkomitmen untuk berada di sini untuk musim panen, jadi tahun depan kami khawatir takut tidak ada pekerja baru yang datang untuk menggantikan orang-orang ini," katanya.

"Kami benar-benar khawatir tentang tahun depan dan saya pikir setiap orang Australia harus khawatir karena orang-orang ini memetik dan mengemas semua makanan yang kita makan."

Akibat kekurang tenaga kerja, Di West mengatakan ia berencana mengurangi setidaknya 30 persen penanaman tahun depan.

"Jika (pengurangan) itu terjadi secara umum pada berbagai komoditas, maka harga akan naik dan itu akan berdampak signifikan pada dompet orang."

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Waktu Kerja Singkat dan Dapat Uang

Xavier Jackson adalah seorang pengangguran, sebelum dia melamar pekerjaan di perkebunan lebih dari seminggu yang lalu.

"(Pekerjaan) ini sedikit melelahkan untuk beberapa hari pertama, tapi saya sekarang sudah mulai terbiasa dan pekerjaan ini tidak seburuk yang saya kira," kata pria berusia 18 tahun itu. 

Ia bangga atas kontribusinya terhadap ketahanan pangan Australia.

"Ini sangat penting dan jika Anda ingin melakukan sesuatu dan butuh uang, saya merekomendasikannya."

Di West mengatakan ada peluang bagi pemuda Australia untuk keluar dan belajar tentang negara mereka sendiri, bertemu orang baru, dan menjadi lebih siap kerja.

"Anda hanya di sini untuk waktu yang singkat, Anda akan mempelajari keterampilan-keterampilan hebat ini, kemudian Anda akan membawa pengalaman itu ke pekerjaan lain. Dan Anda akan mendapatkan pekerjaan yang hebat," katanya .

"Kami membutuhkan Anda untuk pergi keluar dan menjadi orang Australia sejati, cintai negara Anda dan bantu kami memetik bahan makanan."

3 dari 3 halaman

Mencari Solusi untuk Pekerja

COVID-19 telah membuat sulit industri hortikultura di Australia yang bernilai A$ 14,4 miliar dolar dan secara tradisional mengandalkan para pemegang 'work and holiday visa' untuk membantu mendistribusikan buah dan sayuran dari lahan pertanian. 

Federasi petani nasional di Australia telah menguraikan 10 poin rencana yang mereka harapkan dari pemerintah, yakni:

- perpanjangan program percontohan untuk pekerja musiman;

- insentif bagi pekerja pengganti dari dalam negeri;

- pengenalan panduan untuk tenaga kerja pertanian;

- promosi kesempatan kerja di bidang pertanian;

- bantuan akomodasi;

- jaringan pengembangan tenaga kerja pertanian nasional;

- peraturan perekrutan tenaga kerja nasional;

- memulai kembali program 'work and holiday visa';

- pengenalan visa pertanian; dan

- pencantuman pekerjaan tambahan dalam perjanjian kerja industri hortikultura.

Minggu lalu, sekitar 160 pekerja musiman dari Vanuatu telah tiba di Darwin sebagai bagian dari program uji coba untuk mengisi kekurangan tenaga kerja untuk panen mangga di Northern Territory atau Kawasan Australia Utara.

Seorang juru bicara Departemen Pertanian Federal mengatakan "Pemerintah Australia menyadari dan sangat prihatin tentang masalah kekurangan pekerja musiman dan saat ini sedang mempertimbangkan berbagai pilihan kebijakan untuk membantu petani dalam musim panen mendatang."

Menurut Di West pemerintah harus membantunya melalui subsidi pelatihan di tempat kerja.

Dia sendiri telah menambah gaji pekerja di minggu pertama untuk mengatasi keenganan mereka bekerja karena dibayar per kilogram buah yang dipanen, sampai mereka bisa menambah kecepatan dalam bekerja.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.