Sukses

Angkat Isu China, Donald Trump Serang Rivalnya Joe Biden di Kampanye

Presiden Donald Trump menyerang rivalnya Joe Biden dalam pemilu mendatang dengan mengangkat isu terkait China.

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Donald Trump meningkatkan upayanya untuk menjadikan China sebagai tema sentral pemilihan presiden AS. Ia menuduh saingan Demokratnya, Joe Biden sebagai "penjualan globalis" yang membantu merekayasa hilangnya Pekerjaan Amerika.

“Agenda Joe Biden dibuat di China. Agenda saya dibuat di AS," kata Trump saat berbicara kepada ribuan pendukungnya pada rapat umum kampanye di bandara di Winston-Salem, North Carolina. Demikian seperti dikutip dari laman Channel News Asia, Rabu (9/9/2020). 

China telah muncul sebagai titik nyala menjelang pemilu 3 November, dengan Trump berulang kali menuduh Biden telah lama mendukung kebijakan perdagangan yang menyebabkan offshoring pekerjaan domestik.

"Biden adalah seorang penjual globalis yang menghabiskan karirnya untuk memboroskan komunitas Amerika," kata Trump.

Biden pada gilirannya mengkritik Trump karena menghukum petani AS dan industri lain dengan tarif berbahaya atas barang-barang China.

Mantan wakil presiden itu juga mengecam kesepakatan perdagangan Trump dengan China karena tidak memberikan manfaat bagi industri AS yang dijanjikan presiden, dengan mengatakan itu "gagal - sangat buruk".

Saksikan Video Pilihan di Bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Saling Serang

Sementara itu, Joe Biden telah menuduh Donald Trump mempolitisasi masalah untuk membantu pemilihannya kembali. Ia mengatakan pada hari Senin bahwa dengan langkah presiden yang salah mengenai pandemi, telah menewaskan lebih dari 186.000 orang Amerika dan menghabiskan jutaan pekerjaan, jaminannya tentang keamanan vaksin tidak dapat dipercaya.

Sebelum pawai Trump, kampanye Biden menyerukan agar vaksin apa pun diproduksi dan didistribusikan mengikuti standar ilmiah yang ditetapkan tanpa campur tangan politik dari luar.

Pada rapat umum tersebut, Trump juga meningkatkan kritiknya terhadap Harris, wanita kulit hitam pertama dan keturunan Asia-Amerika pertama yang mendapatkan tiket menuju presiden dari partai besar AS, dalam bahasa yang dia gunakan untuk menggambarkan kandidat wanita lainnya.

“Tidak ada yang menyukainya. Dia tidak akan pernah bisa menjadi presiden wanita pertama," kata Trump. 

“Itu akan menjadi penghinaan bagi negara kita.”

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.