Sukses

Masih Dirawat, Jacob Blake Tampil di Pengadilan via Zoom

Jacob Blake ditembak tujuh kali oleh polisi. Pria itu dilaporkan oleh mantan kekasihnya.

Liputan6.com, Kenosha - Jacob Blake muncul di pengadilan via Zoom setelah bulan lalu viral karena ditembak polisi. Pria 29 tahun ini ditembak polisi sebanyak 7 kali di punggungnya.

Dalam video yang viral, Jacob Blake tampak mengabaikan perintah polisi ketika disuruh berhenti. Polisi datang ke TKP setelah mendapat laporan dari mantan kekasih Blake. Pria itu dituduh pernah menganiaya perempuan tersebut.

Jacob Blake saat ini masih terbaring di rumah sakit. Pada video Zoom yang beredar pekan lalu, ia mengaku merasakan sakit sepanjang hari akibat tembakan polisi.

"Setiap 24 jam rasanya sakit, tak ada rasa selain sakit. Rasanya sakit untuk bernapas, rasanya sakit untuk tidur, rasanya sakit untuk bergerak menyamping, rasanya sakit untuk makan," ujar Jacob Blake seperti dilansir AP News, (7/9/2020).

Jacob Blake dikabarkan terancam lumpuh. Isu itu turut dibahas Blake di pengadilan.

"Tak hanya hidupnya, kakimu, sesuatu yang kamu perlukan untuk bergerak dan maju dalam hidup dapat direnggut darimu seperti ini," ujar Jacob Blake.

Polisi bernama Rusten Sheskey yang menembak Jacob Blake kini sedang dalam berada cuti administratif sementara pemerintah melakukan investigasi oleh Kementerian Kehakiman AS.

Kementerian berkata menemukan pisau di dalam mobil Jacob Blake.

Pihak kepolisian berkata Jacob Blake memegang pisau itu saat ada kejadian dan ia tak mau menjatuhkannya. Blake disebut bertikai dengan polisi. Sebelum penembakan, polisi dua kali menggunakan senjata kejut taser, tetapi tak berhasil melumpuhkan Blake.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Mengaku Tak Bersalah

Jacob Blake, pria kulit hitam berusia 29 tahun yang jadi korban penembakan petugas polisi kulit putih di Kenosha, Wisconsin mengaku tidak bersalah atas tuntutan pidana yang diajukan sebelum penembakan terjadi.

Sebuah pengaduan menuduh Blake melakukan pelanggaran kriminal, pelecehan seksual tingkat tiga dan perilaku tak menyenangkan berdasarkan pernyataan mantan pacar sekaligus ibu dari tiga anaknya, yang mengatakan kepada polisi bahwa Blake masuk ke rumahnya pada 3 Mei dan melakukan pelecehan seksual sebelum mencuri mobil dan kartu debitnya. Demikian seperti mengutip laman Channel News Asia, Sabtu 5 September. 

Blake mengajukan pembelaan melalui pengacaranya selama sidang pengadilan yang disiarkan langsung.

Itu merupakan penampilan publik pertamanya sejak dia ditembak oleh petugas polisi Kenosha kulit putih pada 23 Agustus 2020. 

Blake, yang lumpuh dari pinggang ke bawah akibat penembakan itu, disandarkan di ranjang rumah sakitnya, mengenakan kemeja biru dan dasi kuning, dengan pengacaranya, Patrick Cafferty, duduk di kursi di sampingnya.

Cafferty mencatat bahwa Blake telah bekerja sebagai pelukis dan bahwa dia tidak memiliki catatan kriminal atau hukuman sebelumnya di negara bagian mana pun.

Blake mengangkat tangannya untuk menyambut Loren Keating, seorang komisaris pengadilan yudisial Kenosha County, ketika dipanggil, sambil berkata "Ya, Pak," ketika ditanya apakah dia bisa mendengar dengan jelas dan apakah dia mengerti persyaratan dari obligasi tanda tangan US $ 10.000 miliknya.

"Negara mengakui bahwa ini adalah dakwaan yang serius tetapi juga bahwa terdakwa mengalami cedera serius dan dia sedang dalam pemulihan di rumah sakit," kata Zeke Wiedenfeld, seorang jaksa penuntut.

Pengadilan menetapkan persidangan akan dimulai pada 9 November dengan pemilihan juri.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.