Sukses

Viral Foto Buaya Gendong 100 Anaknya di Punggung, Ternyata Spesies Hampir Punah

Sebuah foto telah merekam kejadian unik dimana seekor buaya menggendong 100 anak di punggungnya.

Liputan6.com, Madhya Pradesh - Belum lama ini, sempat viral di sosial media sebuah foto yang menunjukkan seekor buaya tengah menggendong 100 anaknya di punggungnya.

Seperti dikutip dari laman BBC, Sabtu (5/9/2020), gambar itu diambil oleh fotografer ahli Dhritiman Mukherjee. Bidikannya, yang diambil di National Chambal Sanctuary India, sangat dipuji dalam kompetisi Wildlife Photographer of the Year (WPY) tahun ini.

Setiap anak-anak buaya ini perlu bertahan hidup hingga dewasa dan berkembang biak.

Gharial air tawar (Gavialis gangeticus) terancam sangat punah. Jika dulu jumlahnya bisa mencapai lebih dari 20.000 hewan di seluruh Asia Selatan, spesies ini sekarang turun menjadi mungkin kurang dari 1.000 individu dewasa - dan tiga perempatnya terkonsentrasi di cagar alam Uttar Pradesh.

"Buaya jantan ini pernah kawin dengan tujuh atau delapan perempuan, dan terlihat keterlibatannya sangat banyak," jelas Dhritiman.

"Biasanya gharial adalah buaya yang cukup pemalu dibandingkan dengan buaya air asin dan rawa. Tapi yang ini sangat protektif dan jika saya terlalu dekat, ia akan menyerang saya. Bisa sangat agresif," katanya kepada BBC News.

Simak video pilihan berikut:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Menggendong dengan Cara Unik

Gharial jantan memiliki tonjolan yang luar biasa di ujung moncongnya yang mengingatkan pada pot tembikar bundar, atau "ghara" dalam bahasa Hindi.

"Ini adalah struktur yang memungkinkan suara vokal diperkuat," kata Patrick Campbell, kurator senior reptil di Museum Sejarah Alam London , yang menjalankan kompetisi WPY.

"Buaya lain membawa anak-anak mereka ke dalam mulut mereka. Dengan sangat hati-hati, tentu saja! Tapi bagi gharial, morfologi moncong yang tidak biasa berarti hal ini tidak mungkin dilakukan."

Penurunan populasi gharial didasari alasan hilangnya habitat.

Hal ini terutama didorong oleh bendungan yang mengganggu aliran sungai. Ekstraksi pasir dan pemindahan batu telah membatasi kesempatan untuk tinggal. Selain itu, ada pula masalah hewan yang terjebak dalam alat tangkap.

Program bertajuk "rear and release" sedikit banyak telah membantu mencegah kepunahan. Namun upaya besar sekarang diperlukan jika hewan ini ingin memiliki masa depan jangka panjang.

Dhritiman berharap dia dapat membantu memacu upaya itu dengan menghubungkan emosi yang ditampilkan dalam gambarnya dengan sains yang diperlukan untuk keberhasilan konservasi.

Jika tidak, satu-satunya tempat Anda dapat melihat gharial adalah di museum - sebagai spesimen taksidermi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.