Sukses

Menlu Retno: Indonesia Kecam Insiden Pembakaran Al-Qur'an di Swedia

Bagi Retno Marsudi, hal ini bisa menyebabkan perpecahan terutama di masa saat ini. Saat seluruh masyarakat dunia tengah di hadapkan oleh situasi pandemi global.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi mengecam keras insiden pembakaran dan perusakan Al-Qur'an di Swedia dan Denmark. Hal ini ia sampaikan dalam press briefing secara virtual dengan awak media pada Jumat (4/9/2020).

"Indonesia mengecam keras semua tindakan ini," ujar Retno Marsudi.

"Tindakan ini merupakan tindakan yang tidak bertanggungjawab, provokatif dan telah melukai ratusan juta umat Muslim di dunia," tambahnya.

Bagi Retno Marsudi, hal ini bisa menyebabkan perpecahan terutama di masa saat ini. Saat seluruh masyarakat dunia tengah di hadapkan oleh situasi pandemi global.

"Semua tindakan ini bertentangan dengan prinsip dan nilai demokrasi dan berpotensi menyebabkan perpecahan antar umat beragama," ujar Menlu.

"Ditambah lagi dunia tengah memerlukan persatuan untuk menanggulangi pandemi Corona COVID-19," jelasnya.

Kecaman serupa juga disampaikan oleh Menlu Retno Marsudi terkait publikasi kembali kartun Nabi Muhammad oleh tabloid Charlie Hebdo. 

Simak video pilihan berikut:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Demo di Swedia

Sebelumnya, insiden melemparkan batu dari pengunjuk rasa ke arah polisi dan membakar ban di kota Swedia selatan terjadi pada 29 Agustus 2020 malam waktu setempat. Demo dipicu oleh dua hal; perkumpulan massa yang melakukan pembakaran Al-Qur'an dan rencana kedatangan seorang politikus Denmark anti-Muslim yang hendak hadir dalam agenda tersebut.

Sekitar 300 orang berada di jalan-jalan di kota Malmo dengan kekerasan yang meningkat seiring berlalunya malam, menurut polisi dan media lokal, dikutip dari Agence France-Presse.

Demonstrasi itu terkait dengan insiden pada hari sebelumnya di mana pengunjuk rasa membakar salinan kitab suci Islam tersebut, juru bicara polisi Rickard Lundqvist mengatakan kepada tabloid Swedia Expressen.

Rasmus Paludan, yang memimpin partai anti-imigrasi Denmark garis keras, akan melakukan perjalanan ke Malmo untuk berbicara di acara pembakaran Al-Qur'an itu, yang diadakan pada hari yang sama dengan salat Jumat.

Tetapi pihak berwenang mencegah kedatangan Paludan dengan mengumumkan bahwa dia telah dilarang memasuki Swedia selama dua tahun. Dia kemudian ditangkap di dekat Malmo.

"Kami menduga dia akan melanggar hukum di Swedia," kata Calle Persson, juru bicara polisi di Malmo kepada AFP.

"Ada juga risiko bahwa perilakunya ... akan menjadi ancaman bagi masyarakat."

Tetapi para pendukungnya melanjutkan acara pembakaran Al-Qur'an. Laporan the Observer menyebut bahwa sebuah Al-Qur'an lain "ditendang seperti bola sepak".

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.