Sukses

Klaster Gereja Ancam Seoul, Pemerintah Korsel Waspada Penyebaran COVID-19

Pandemi COVID-19 masih mengancam ibu kota Seoul setelah Korea Selatan sebelumnya dinilai mampu mengatasi penyebaran virus tersebut.

Liputan6.com, Seoul - Korea Selatan melaporkan kenaikan harian tertinggi dalam kasus Virus Corona COVID-19 sejak awal Maret, ketika wabah di ibu kota Seoul terlihat meningkat dan kemudian mendorong peringatan akan adanya gelombang infeksi nasional.

297 infeksi baru menandai hari keenam berturut-turut peningkatan sebanyak tiga digit di negara yang telah berhasil menumpulkan beberapa wabah sebelumnya. Demikian seperti mengutip laman Channel News Asia, Rabu (19/8/2020). 

Angka tersebut pun membuat kasus di Korea Selatan menjadi 16.058 infeksi dengan 306 kematian, kata pejabat kesehatan.

Hampir 90 persen dari kasus baru muncul di ibu kota, Seoul, dan daerah sekitarnya, sehingga meningkatkan kekhawatiran akan penyebaran virus yang cepat di wilayah metropolitan yang berpenduduk lebih dari 25 juta orang.

"Kami berada dalam krisis yang sangat berbahaya di mana infeksi menyebar di wilayah metropolitan Seoul dan mengancam akan menyebabkan penularan besar-besaran secara nasional," kata Wakil Menteri Kesehatan Kim Gang-lip dalam sebuah penjelasan singkat.

"Pemerintah tidak dapat menahan penyebaran saat ini hanya dengan penelusuran dan isolasi ... harap tetap di rumah kecuali jika Anda harus keluar," imbaunya. 

Saksikan Video Pilihan di Bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Klaster Baru di Gereja

Setidaknya 140 dari infeksi baru terkait dengan Gereja Sarang Jeil, menjadikan jumlah kasus hampir 600.

Pihak berwenang mencoba melacak 600 anggota jemaat gereja lainnya yang harus diisolasi dan ingin menguji semua 4.000 anggotanya, kata Kim.

Lebih dari 8.500 polisi pun telah dikerahkan untuk melacak anggota gereja, katanya.

Pihak berwenang mengatakan beberapa anggota gereja, yang dijalankan oleh pengkhotbah konservatif radikal, enggan untuk maju dan diuji, atau untuk mengisolasi diri.

Perdana Menteri Chung Sye-kyun mengatakan pemerintah akan mengambil tindakan hukum terhadap gereja atas segala upaya untuk mengganggu upaya penelusuran dan pengujian dengan gagal memberikan daftar keanggotaan yang akurat.

Setidaknya tiga kelompok kecil lainnya telah dikaitkan dengan gereja di Seoul dan satu dengan sebuah gereja di kota Yongin. Puluhan kasus lainnya terkait dengan gerai kopi di kota Paju.

Pemerintah juga memerintahkan penutupan klub malam, bar karaoke, buffet dan kafe internet pada awal pekan ini, sekaligus melarang semua layanan gereja secara langsung, dan membatasi pertemuan di dalam dan luar ruangan masing-masing tidak lebih dari 50 dan 100 orang.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.