Sukses

Mengenal Suku Fulani, Manusia Terindah yang Ada di Muka Bumi

Salah satu sub-suku Fulani bernama Wodaabe mengadakan festival tahunan yang dikenal sebagai Guérewol. Sangat disambut baik banyak turis dunia.

Liputan6.com, Jakarta - Orang Fulani atau Fulbe merupakan suku nomaden yang paling banyak hidup di planet ini. Dan subkelompok di sana menganggap diri mereka sebagai manusia terindah yang pernah tinggal di dunia.

Salah satu sub-suku Fulani bernama Wodaabe mengadakan festival tahunan yang dikenal sebagai Guérewol. Sangat disambut baik dan tidak biasa sehingga turis dari seluruh dunia datang untuk melihatnya.

Faktanya, Guérewol adalah kontes kecantikan bagi pria. Kaum muda mengenakan pakaian warna-warni dan memilih perhiasan untuk mereka dengan cermat. Bulu indah di kepala adalah sentuhan terakhir.

Selama festival, anak muda menari dan bernyanyi untuk mengesankan para gadis, demikian dikutip dari laman Brightside, Rabu (19/8/2020).

Mereka yang memenuhi standar kecantikan lokal (artinya tampan, tinggi dengan gigi dan mata putih) memiliki peluang lebih besar untuk memenangkan perhatian. Itu sebabnya pria harus sering memutar mata dan menunjukkan gigi mereka.

Daya tahan dan stamina juga penting, itulah sebabnya para pria harus menari dalam cuaca panas selama berjam-jam untuk mendapatkan perhatian para wanita cantik.

Berkat festival Guérewol, Fulani menganggap diri mereka sebagai manusia terindah di Bumi.

Suku Wodaabe percaya pada perpindahan jiwa dan keindahan pemujaan. Sebelum Guérewol, para pria menghabiskan waktu berjam-jam untuk mempersiapkan perayaan dan mencoba membuat segalanya sempurna. Itulah mengapa Wodaabe dikenal sebagai suku paling sombong di planet ini.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Dibolehkan Memiliki 4 Istri

Fulani tidak memiliki standar yang diterima secara umum dalam hal pakaian tradisional. Gaya pakaian mereka tergantung dari daerah asalnya. Misalnya, Wodaabe, yang tinggal di Niger dan Kamerun, mengenakan jubah bersulam atau menghiasi yang sangat berwarna dan menarik perhatian.

Peternakan sapi adalah pekerjaan utama Fulani nomaden. Laki-laki yang biasanya mengurus ternak dan bekerja di ladang. Wanita bertanggung jawab untuk mengurus rumah tangga.

Sapi sangatlah penting. Misalnya pada saat akad nikah, ayah mempelai wanita menyerahkan salah satu kawanannya kepada mempelai pria sebagai tanda legalisasi pernikahan.

Seorang pria diperbolehkan memiliki 4 istri. Sebuah keluarga biasanya terdiri dari laki-laki, istri, dan anak-anaknya.

Mereka rukun satu sama lain dengan cukup baik. Status sosial juga dipandang di sana. Sebuah keluarga disebut kaya saat mereka memiliki beberapa ribu sapi dan kekayaan mereka hampir mencapai US$ 500 ribu.

 

3 dari 4 halaman

Menikah Muda

Di sub-kelompok Wodaabe, setiap pengantin wanita membawa ternak untuk keluarga suaminya. Lebih banyak lebih baik. Ternak ini bukan hanya mas kawinnya tetapi juga merupakan jaminan bahwa wanita tersebut akan selamat jika ada masalah yang muncul dalam pernikahan dan dia memutuskan untuk meninggalkan suaminya.

Padahal, hewan berfungsi sebagai pengungkit karena mereka memberi susu atau bisa dijual dan ditukar dengan yang lain.

Suku Fulani percaya bahwa setiap pernikahan harus menghasilkan banyak anak. Mereka pada dasarnya menikah muda dan tidak memiliki kontrasepsi.

Dalam budaya Wodaabe, orangtua tidak diperbolehkan berbicara langsung dengan kedua anak sulungnya yang seringkali diasuh oleh kakek dan neneknya.

Di siang hari, suami dan istri tidak dapat berpegangan tangan atau berbicara tentang masalah pribadi satu sama lain.

Perempuanlah yang harus menjaga anak-anak. Biasanya, ayah tidak melakukannya. Ketika anak perempuan tumbuh dewasa, mereka mulai membantu ibu mereka menjaga adik perempuan dan laki-laki mereka.

 

 

 

4 dari 4 halaman

Peran Wanita

Salah satu permainan yang tersebar luas di kalangan gadis kecil adalah membawa boneka di punggung mereka. Begitu gadis itu menjadi sedikit lebih tua, boneka itu akan digantikan oleh adik perempuannya.

Mereka memperlakukan anak kecil dengan sangat hati-hati, itulah sebabnya mereka jarang patuh. Orang dewasa berusaha melindungi bayi dari masalah emosional apa pun.

Wanita juga berperan sebagai guru. Diyakini bahwa mereka lebih sabar daripada pria dan selalu ingin memahami serta menunjukkan belas kasih.

Sejak usia dini, anak perempuan diajari untuk menjadi cantik. Pada usia 2 hingga 3 tahun, gadis kecil sudah memiliki anting.

Biasanya, mereka mendapatkan 6 lubang di telinga kanan dan 6 di kiri. Hampir segera setelah seorang gadis belajar berjalan dengan baik, dia ditempatkan di tengah-tengah lingkaran wanita penari yang mulai mengajarinya menari.

Transisi ke kehidupan dewasa terjadi dengan lancar. Pada usia sekitar 5 tahun, anak perempuan diajari aturan kode moral mereka.

Mereka diberitahu bahwa seorang wanita tidak boleh melihat langsung ke wajah mempelai pria, dia harus menunjukkan rasa hormat kepada orangtua, dan dia tidak boleh mengatakan sepatah kata pun tentang calon orangtua suaminya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini