Sukses

Uni Emirat Arab Mulai Akrab dengan Israel, Palestina Tarik Duta Besar

Palestina tak terima karena Uni Emirat Arab jalin hubungan diplomatik dengan Israel.

Liputan6.com, Abu Dhabi - Palestina dan Israel masih belum berdamai, namun negara Uni Emirat Arab mulai menjalin hubungan diplomatik dengan Israel. Hal ini adalah upaya normalisasi hubungan antara Israel dengan negara-negara Arab.

Arsitek dari hubungan diplomasi ini adalah Presiden Amerika Serikat Donald Trump, serta Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Pangeran Abu Dhabi Sheikh Mohammed bin Zayed.

Dalam pernyataan bersama, mereka bertiga menyebut hubungan Israel dan Uni Emirat Arab akan memperkuat investasi, turisme, penerbangan, keamanan, telekomunikasi, kesehatan, hingga pendirian kedutaan besar.

Pihak Palestina ternyata tidak terima dengan kebijakan tersebut. UEA dituduh "mengkhianati Al-Aqsa, Yerusalem, dan perjuangan Palestina."

Akibatnya, Palestina memanggil duta besarnya dari Uni Emirat Arab sebagai bentuk protes. Keputusan itu diumumkan oleh Menteri Luar Negeri Palestina Riad Malki. 

Isi perjanjian itu sebetulnya turut menyebut Uni Emirat Arab dan Israel akan terus membahas resolusi perdamaian Palestina, namun pihak Palestina kini menolaknya.

"UEA tidak berhak berbicara atas nama rakyat Palestina," ujar pernyataan pemerintah Palestina seperti dikutip The Jerusalem Post, Jumat (14/8/2020). Keputusan pembukaan hubungan diplomatik juga dikritik.

"Kepemimpinan Palestina menganggap langkah ini sebagai kehancuran Inisiatif Perdamaian Arab dan resolusi Arab summit," lanjut pernyataan itu.

Hamas juga menolak hubungan bilateral antara Israel dan UEA karena dianggap bisa menambah agresi Israel terhadap Palestina.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Batal Caplok Tepi Barat

Dalam pernyataan bersama antara Donald Trump, Benyamin Netanyahu, dan Sheikh Mohammed, pihak Israel disebut batal mencaplok Tepi Barat.

Presiden Donald Trump meminta Israel agar tidak melakukannya karena tidak sesuai dengan Visi Perdamaian versi Trump.

"Sebagai hasil dari terobosan diplomasi ini dan atas permintaan Presiden Trump dengan dukungan Uni Emirat Arab, Israel akan menangguhkan deklarasi kedaulatan pada area-area yang dipaparkan di Visi Perdamaian milik Presiden, dan fokus untuk menambah hubungan dengan negara-negara lain di Arab dan Dunia Muslim," tulis pernyataan itu.

Pihak Israel dan UAE berjanji akan sama-sama membahas konflik Israel-Palestina, serta mendukung agar Masjid Al-Aqsa, Yerusalem, dan situs-situs suci lainnya bisa dikunjungi oleh semua pemeluk agama.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.