Sukses

Benjamin Netanyahu: Era Baru Hubungan Israel dengan Negara Arab Tercipta

Sesuai dengan kesepakatan, Israel menetapkan akan menangguhkan aneksasi Tepi Barat dan bukan menghentikannya.

Liputan6.com, Tel Aviv - Setelah sepakat untuk menjalin hubungan diplomatik dengan Uni Emirat Arab, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menyebut momentum ini sebagai "era baru hubungan Israel dengan negara Arab" dan mengatakan kesepakatan lain dengan negara-negara di kawasan itu akan dilakukan.

Dia juga menegaskan bahwa akan terus berusaha untuk memperluas kedaulatan Israel ke bagian-bagian tanah Tepi Barat, dalam koordinasi dengan AS, tetapi mengakui bahwa rencananya untuk aneksasi sepihak sedang dihentikan sementara.

Dikutip dari laman Time of Israel, Jumat (14/8/2020) sesuai dengan kesepakatan, Israel menetapkan akan "menangguhkan" aneksasi Tepi Barat dan bukan menghentikannya.

"Itu tidak dihapus dari meja, saya katakan itu," ujar Netanyahu dikutip dari CNN.com.

Menurut Netanyahu, akan ada pembukaan kedutaan, pengiriman duta besar, pertukaran ekonomi, penerbangan langsung, dan banyak lagi.

"Bersama-sama, dengan kekuatan bersama kita, kita dapat membawa masa depan yang cerah bagi masyarakat kita dan kawasan kita," tambahnya, seraya mengatakan bahwa negara-negara tersebut akan berbagi pengetahuan teknologi canggih mereka untuk keuntungan bersama.

"Ini sangat penting untuk ekonomi kita, ekonomi regional dan masa depan kita," kata perdana menteri Israel.

Dia mengatakan UEA akan melakukan investasi yang akan meningkatkan ekonomi Israel, dan kedua negara akan bekerja sama dalam vaksin untuk Corona COVID-19.

Dia memuji UEA sebagai kekuatan dunia yang sedang bangkit, seperti Israel membuat gedung pencakar langit, pulau buatan, program luar angkasa, dan budaya inovasi.

Dia juga mengatakan perjanjian itu mencerminkan "perubahan dramatis" dalam cara pandang Israel pada wilayah tersebut. "Di masa lalu, Israel dianggap sebagai musuh dan sumber ketidakstabilan tetapi saat ini banyak negara melihat Israel sebagai sekutu strategis untuk stabilitas, untuk keamanan, untuk kemajuan dan juga untuk perdamaian," jelas Netanyahu.

"Akan ada negara Arab dan Muslim lainnya yang akan bergabung dalam lingkaran perdamaian dengan kami."

Netanyahu juga memuji Trump, "salah satu teman terbaik Israel," karena memungkinkan kesepakatan, mengatakan memajukan perdamaian yang tulus dan berkelanjutan adalah misi yang menentukan Israel, dan menyatakan keyakinan bahwa semua warga Israel akan menyambut kesepakatan tersebut.

 

Simak video pilihan berikut:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Dukungan Donald Trump

Donald Trump mengatakan perjanjian itu menyatukan "dua mitra terdekat Amerika di kawasan" dan mewakili "langkah signifikan untuk membangun Timur Tengah yang lebih damai, aman, dan makmur."

UEA mengatakan, akan tetap menjadi pendukung kuat rakyat Palestina, yang berharap menciptakan negara merdeka di Tepi Barat yang diduduki, seperti Gaza dan Yerusalem Timur.

Kesepakatan itu juga bisa menjadi dorongan pribadi untuk Netanyahu, yang diadili atas tuduhan korupsi dan yang popularitas domestiknya menurun karena penanganannya terhadap pandemi virus corona.

Kesepakatan ini akan menjadikan UEA sebagai negara Arab ketiga yang membuka hubungan dengan Israel, setelah Mesir dan Yordania.

"Kesepakatan ini merupakan langkah signifikan untuk membangun Timur Tengah yang lebih damai, aman, dan makmur," kata Trump.

"Itu akan dikenal sebagai Abraham Accord," kata Trump tentang perjanjian tersebut, yang menurut Duta Besar AS untuk Israel David Friedman, dinamai dari "bapak dari ketiga agama besar" yaitu Kristen, Muslim, dan Yahudi.

"Saya ingin itu disebut Donald J. Trump Accord tetapi saya tidak berpikir pers akan mengerti itu," kata Trump sambil tertawa.

Trump juga menyarankan bahwa negara lain akan mengikuti jejak UEA.

"Kami sudah membahas ini dengan negara lain," kata Trump.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.