Sukses

Vaksin COVID-19 Rusia Lewati Jalan Pintas, Ini Bahayanya

Vaksin COVID-19 buatan Rusia tidak melalui uji klinis yang komprehensif seperti milik negara-negara lain.

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Rusia Vladimir Putin mengklaim vaksin Virus Corona COVID-19 buatan negerinya sebagai yang pertama di dunia. Vaksin itu bernama Sputnik V. 

Putri Vladimir Putin menyebut vaksin itu aman, tetapi para ilmuwan di seluruh dunia justru heran dengan Rusia. Pasalnya, vaksin Sputnik V tidak melalui alur uji klinis seperti vaksin-vaksin lainnya. 

Tahap yang dilewati adalah uji klinis Fase 3 yang biasanya melibatkan banyak orang dan negara.

Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Profesor Amin Subandrio menjelaskan, tiap fase harus dilewati untuk mengetahui efek Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI). Efeknya bisa jangka pendek atau panjang.

"Masalah keamanan itu ada istilahnya Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI). Jadi setiap kali seorang diberi imunisasi itu ada aja kemungkinan terjadinya KIPI, mulai dari yang ringan sampai berat, dan juga jangka pendek sampai jangka panjang. Itulah yang harus diikuti terus," ujar Amin kepada Liputan6.com, Kamis (13/8/2020). 

Pada Fase 3, uji vaksin biasanya memakan waktu lama. Inilah mengapa uji vaksin COVID-19 di berbagai negara memakan waktu. Peneliti harus melihat apakah ada efek jangka panjang karena bisa saja yang disuntik sakit. 

Selain itu, Fase 3 bisa melibatkan lebih banyak orang ketimbang fase sebelumnya. Lokasi pengujiannya juga di berbagai negara, contohnya vaksin COVID-19 dari China dan Universitas Oxford diuji di beberapa negara.

"Di Fase 3 itu apa yang dilakukan Fase 2 dilakukan ke subyek yang lebih besar dengan beberapa center. Artinya beberapa negara untuk mendapatkan populasi yang heterogen," kata Amin. 

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Vaksin Merah Putih Akan Ikuti Proses dengan Benar

Amin menjamin bahwa Vaksin Merah Putih milik Indonesia akan mengikuti tahap uji coba yang ketat. Masa pengujian vaksin COVID-19 memang diperpendek akibat situasi pandemi, tapi tetap dalam pengawasan otoritas terkait.

"Itu wajib. Jadi sebelum bisa digunakan secara luas di masyarakat, pasti akan melalui fase 1,2, 3. Soal masa ujinya itu lebih pendek dalam keadaan pandemi semuanya diperpendek. Tapi itu harus tetap di bawah pengawasannya BPOM," ujar Amin.

Saat ini, vaksi Merah Putih masih berada di laboratorium. Peneliti sedang mengembangkan antigen dari vaksin tersebut. 

Amin menargetkan awal tahun depan vaksin sudah bisa diuji. "Nanti kita harapkan di bulan Februari atau Maret tahun depan kita serahkan ke Bio Farma untuk dilanjutkan dengan uji klinik," pungkasnya. 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.