Sukses

Pangeran Arab Saudi Mohammed bin Salman Resmi Dipanggil ke Pengadilan AS

Kasus dugaan upaya pembunuhan yang dilakukan Pangeran Arab Saudi berujung ke meja hijau.

Liputan6.com, Washington, D.C. - Pangeran Arab Saudi Mohammed bin Salman (MbS) resmi dipanggil pengadilan Amerika Serikat. Sang pangeran terjerat kasus dugaan upaya pembunuhan. 

Pihak pelapor adalah Dr. Saad al-Jabri, mantan pejabat Kementerian Dalam Negeri di Arab Saudi. Ia mengaku nyawanya diincar oleh Pangeran MbS selama tiga tahun terakhir, sebab dirinya mengetahui informasi berbahaya terkait Pangeran MbS. 

Dilansir Al Jazeera, Selasa (11/8/2020), pengadilan di Washington, D.C. resmi memanggil Mohammad bin Salman Al Saud (Pangeran MbS). Surat itu dilayangkan ke sang pangeran di Istana Al Auja di Riyadh, Arab Saudi.

Surat itu tertanggal 7 Agustus 2020. Pihak Pangeran MbS harus menjawab dalam 21 hari.

Pangeran Arab Saudi bukan satu-satunya yang dipanggil pengadilan. Regu pembunuh Tiger Squad juga turut dipanggil.

Saad turut melaporkan enam anggota regu itu karena dituduh mengincar nyawanya di Kanada. Tiger Squad juga disebut terlibat dalam pembantaian jurnalis Jamal Khashoggi.

Pada dokumen pengadilan, Tiger Squad dituduh terlibat untuk menumpas pihak-pihak yang menentang Pangeran MbS, seperti penculikan anggota keluarga Kerajaan Arab Saudi hingga meracuni hakim yang menentang rencana ekonomi Vision 2030.

Baca juga: 7 Informasi Seputar Pangeran Mohammed bin Salman vs. Dr. Saad Al-Jabri

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Informasi Rahasia

Saad al-Jabir mengaku punya beragam informasi terkait manuver Pangeran MbS di lingkaran kekuasaan Arab Saudi.

Informasi yang dimaksud Dr. Saad mulai dari korupsi bisnis hingga pembentukan tim pembunuh yang digunakan untuk menghabisi jurnalis Jamal Khashoggi.

Pihak Dr. Saad mengaku hanya sedikit orang yang tahu informasi itu.

"Sedikit sekali tempat yang memiliki informasi yang sensitif, memalukan, dan mencelakakan terkait tertuduh bin Salman dibanding pikiran dan ingatan Dr. Saad, kecuai mungkin rekaman yang Dr. Saad buat saat mengantisipasi pembunuhannya," tulis dokumen pengadilan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.