Sukses

PM Lebanon Hassan Diab Mundur Usai Ledakan di Beirut Berujung Demonstrasi

Liputan6.com, Beirut - Perdana Menteri Lebanon telah memutuskan untuk mengundurkan diri, di tengah kemarahan publik tentang kelalaian resmi yang menyebabkan ledakan besar sehingga menghancurkan sebagian besar ibu kota. 

Kendati demikian, pengumuman akan keputusannya tersebut gagal meredam kemarahan masyarakat di jalaan-jalanan Lebanon

Melansir Washington Post, Selasa (11/8/2020), dalam pidato yang disiarkan televisi, Perdana Menteri Hassan Diab mengatakan tingkat korupsi "lebih besar dari negara" memicu peristiwa yang menyebabkan ledakan meletus di gudang yang berisi 2.750 metrik ton amonium nitrat yang telah disimpan di sana selama bertahun-tahun, meskipun ada peringatan berulang kali bahwa itu tidak aman.

"Hanya Tuhan yang tahu berapa banyak bencana yang mereka sembunyikan," katanya merujuk pada elit penguasa negara itu. 

"Itu sebabnya saya mengumumkan pengunduran diri saya hari ini. Semoga Allah melindungi Lebanon," katanya mengumumkan kemundurannya.

Presiden Michel Aoun mengatakan bahwa Diab dan kabinetnya akan tetap berada dalam kapasitas sebagai pengurus sampai pemerintahan baru terbentuk, yang dapat membutuhkan perselisihan politik selama berbulan-bulan.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Perayaan Demonstran

Ketika Diab mengumumkan pengunduran dirinya, ada sedikit perayaan di antara para demonstran di Lapangan Martir, di pusat kota Beirut. 

Para pengunjuk rasa memadati jalan-jalan pusat kota pada hari ketiga, ketika pasukan keamanan menggunakan gas air mata untuk mendorong mereka mundur. 

Palang Merah Lebanon mengatakan telah membawa tujuh demonstran ke rumah sakit dan merawat 38 orang di tempat kejadian.

 

3 dari 3 halaman

Hancurnya Ekonomi dan Politik Lebanon

Aksi korupsi yang dilancarkan selama puluhan tahun dan kesalahan urus dalam sistem telah membuat Lebanon berada di tengah-tengah bencana ekonomi, dengan nilai mata uang yang hancur dan ratusan ribu orang Lebanon tenggelam di bawah atau mendekati garis kemiskinan dalam hitungan minggu.

Ledakan itu menyebabkan kerusakan luas di pelabuhan Beirut dan menghancurkan gudang biji-bijian utama di negara itu pada saat cadangan menipis dan beberapa harga pangan telah naik tiga kali lipat dalam kurun waktu setahun.

Diab menjadi perdana menteri pada Januari, setelah pendahulunya Saad Hariri mengundurkan diri menyusul protes jalanan besar-besaran yang menuntut perombakan sistem pemerintahan sektarian korup yang sudah berusia puluhan tahun. 

Penunjukan Diab didukung oleh kelompok Hizbullah yang bersekutu dengan Iran, yang mendorong barisan menterinya.

Orang-orang yang memiliki hubungan dengan pemerintah mengatakan Diab telah kehilangan dukungan dari politisi kuat yang awalnya mendukung pemerintahannya. 

Para politisi ini khawatir dia bertindak terlalu jauh dalam menyelidiki korupsi yang membuat amonium nitrat tetap berada di gudang pelabuhan selama enam tahun.

"Sistem menyadari bahwa dia akan menyelidiki pelabuhan dengan benar," kata seorang penasihat pemerintah Diab. 

Pengumuman Diab bahwa dia akan mencabut undang-undang kerahasiaan perbankan yang ketat di Lebanon pada 19 pejabat pelabuhan, yang telah ditempatkan di bawah tahanan rumah setelah ledakan, membuat khawatir politisi yang berpartisipasi dalam pemerintahan berturut-turut selama tahun-tahun itu, kata penasihat itu. 

“Sistem ketakutan tentang satu hal tertentu, yaitu mengangkat kerahasiaan perbankan. Itu dilakukan secara sepihak, melalui pengadilan tanpa parlemen, ”ujarnya. 

“Itu adalah tanda bahwa mungkin Diab tidak cukup terkendali.”

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.