Sukses

AS-RI Bahas Pentingnya Perdamaian di Afghanistan dan Laut China Selatan

Menlu RI dan AS membahas kerja sama sejumlah hal mulai dari vaksi COVID-19 hingga perdamaian di Afghanistan dan situasi terkini Laut China Selatan.

Liputan6.com, Jakarta- Indonesia menegaskan bahwa konflik terbuka di mana pun termasuk di Laut China Selatan, tidak akan menguntungkan pihak manapun.

Hal itu dipaparkan oleh Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi, saat menyampaikan hasil percakapannya dengan Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo via telepon pada 3 Agustus lalu, dalam jumpa pers virtual yang digelar oleh Kementerian Luar Negeri RI, pada Jumat (7/8/2020).

Dalam percakapan via telepon tersebut, Menlu Retno dan Menlu Pompeo membahas kerja sama vaksin, investasi perdagangan Indonesia-AS, hingga proses perkembangan perdamaian di Afghanistan dan situasi di Laut China Selatan.

"Kita membahas supaya bersama untuk mendorong Intra-Afghan Negotiation yang menjadi proses penting dalam penyelesaian konflik di Afghanistan melalui Afghan-owned Process," kata Menlu Retno. 

Menlu Retno melanjutkan, bahwa "Indonesia menyampaikan kembali komitmennya untuk terus dapat berkontribusi dalam proses perdamaian dan membangun perdamaian yang lestari di Afghanistan."

Terkait perkembangan di Laut China Selatan, Menlu Retno mengatakan dalam pernyataannya, "Saya menekankan kembali bahwa Indonesia ingin terus menjaga agar Laut China Selatan sebagai laut yang stabil dan damai."

"Secara khusus saya tegaskan bahwa konflik terbuka di mana pun termasuk di laut China Selatan tidak akan menguntungkan pihak manapun," jelas Menlu Retno.

Saksikan Video Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Pentingnya Menghormati Hukum Internasional

Menlu Retno menyatakan bahwa Indonesia selalu menekankan pentingnya semua pihak untuk menghormati hukum internasional, termasuk UNCLOS 1982. 

Penegasan Menlu Retno tentang keinginan Indonesia terus menjaga Laut China Selatan stabil dan damai dan pentingnya untuk menghormati hukum internasional telah ia sampaikan sebelumnya dalam pertemuan virtual dengan Menlu China, Wang Yi, pada 30 Juli lalu.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.