Sukses

Studi Baru Ungkap Masker Efektif Turunkan Penyebaran Virus Corona COVID-19

Pemakaian masker di ruang publik menurunkan tingkat penyebaran Virus Corona COVID-19.

Liputan6.com, Jakarta Pemakaian masker di ruang publik menurunkan tingkat penyebaran Virus Corona COVID-19. Hal itu terungkap dalam studi baru yang dilakukan di Amerika Serikat.

Lima hari setelah perintah pemakaian masker diberlakukan, tingkat pertumbuhan harian Virus Corona baru melambat sebesar kurang dari 1 persen.

Sementara setelah 21 hari, tingkat pertumbuhannya melambat sekitar 2 persen, seperti dilaporkan para peneliti dari Departemen Manajemen dan Kebijakan Kesehatan di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Iowa dalam jurnal Health Affairs.

Pada periode antara 8 April hingga 15 Mei, gubernur dari 15 negara bagian di AS dan wali kota Washington DC menandatangani perintah yang mewajibkan penggunaan masker di ruang publik. Para peneliti kemudian mempelajari perubahan laju pertumbuhan harian COVID-19 di tingkat county antara 31 Maret sampai 22 Mei.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

450 Ribu Kasus Dapat Dicegah

Para peneliti juga memproyeksikan jumlah kasus COVID-19 yang berhasil dicegah melalui perintah penggunaan masker di ruang publik.

Mereka membandingkan jumlah kasus harian kumulatif sebenarnya dengan jumlah kasus harian yang diprediksi menggunakan model jika seluruh negara bagian terkait tidak menerapkan perintah pemakaian penutup wajah pada periode antara 8 April dan 15 Mei.

Perkiraan model itu menunjukkan bahwa per 22 Mei, 230.000 hingga 450.000 kasus kemungkinan berhasil dicegah dengan adanya perintah wajib memakasi masker di ruang publik.

3 dari 4 halaman

Hoaks Masker Medis Berantena 5G Pembunuh

Video viral di Facebook mengklaim kawat di dalam masker medis berfungsi sebagai antena 5G. Faktanya, itu hanya kawat biasa yang memiliki fungsi untuk membuat masker menutup rapat area hidung agar tidak ada celah.

"Antena pembunuh, tepatnya antena 5G pembunuh. Itulah yang ada di dalam masker yang harus dipakai semua orang," demikian disebutkan dalam video yang diunggah akun Makedah Boyce pada 20 Juni.

"Mereka meminta Anda memakainya agar Anda bisa bernapas tepat di atas lubang hidung Anda, sehingga Anda dapat menghirupnya dan itu akan langsung masuk ke otak Anda dan memulai penghancuran," ujar narator yang menganjurkan orang-orang untuk membuat sendiri masker mereka.

Facebook sudah menandai video tersebut sebagai hoaks. Karena faktanya, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan sejumlah pakar kesehatan, satu-satunya fungsi dari kawat itu adalah untuk meningkatkan efek melindungi pada masker medis.

Dalam video WHO yang menjelaskan cara mengenakan masker medis, Dr. April Baller, pakar pengendalian infeksi dari organisasi tersebut, mengatakan, "Temukan bagian atas dari masker, bagian itu biasanya ditandai dengan adanya strip logam."

Baller menginstruksikan para pengguna untuk memakai masker kemudian menambahkan, "Cubit strip logam itu untuk menyesuaikannya dengan bentuk hidung Anda."

 

4 dari 4 halaman

Agar Lebih Nyaman Dipakai

Dalam sebuah video dari program Bloomberg QuickTake News, Seto Wing Hong, salah satu direktur di Pusat Kolaborasi Bidang Epidemiologi dan Pengendalian Penyakit Menular WHO, menunjukkan bagian atas masker dan mengatakan, "Bisakah Anda melihat ini? Strip logam yang kuat, kecil, dan tebal ini? Ini untuk menunjukkan bahwa Anda harus meletakkannya di atas. Mengapa? Karena saat Anda mengenakan masker, Anda perlu menekannya sampai menjepit hidung Anda, lalu Anda menarik masker ke bawah."

Strip logam atau kawat pada masker bedah memungkinkan masker itu untuk "dibentuk sesuai dengan hidung penggunanya agar lebih nyaman dipakai," menurut juru bicara 3M, produsen alat pelindung diri (APD), seperti dilansir Xinhua, Selasa (28/7/2020).

Terkait risiko kesehatan dari 5G, WHO pada Februari lalu mengatakan melalui situs webnya, "Setelah melakukan banyak penelitian, tidak ada dampak kesehatan yang merugikan terkait dengan paparan teknologi nirkabel."

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.