Sukses

Wilayah Kumuh India Bakal Capai Herd Immunity Corona COVID-19?

Tingginya penularan di wilayah kumuh di Mumbai memunculkan kembali topik herd immunity virus corona COVID-19.

Liputan6.com, Mumbai - Virus Corona (COVID-19) mengalami penyebaran pesat di wilayah kumuh Mumbai, India. Akibat banyaknya yang terinfeksi, topik mengenai herd immunity pun kembali muncul.

Dilaporkan VOA, Sabtu (1/8/2020), India saat ini sudah menjadi hotspot corona. Totalnya, ada 1,6 juta kasus di negara itu.

Herd immunity adalah kondisi saat sebagian besar populasi terpapar suatu penyakit. Berdasarkan studi di tiga klaster daerah kumuh Mumbai, ternyata 57 persen orang sudah tertular corona.

Hal itu membuktikan bahwa virus corona bisa menyebar cepat di lokasi yang sempit. Kondisi rumah-rumah di daerah itu menyulitkan jaga jarak fisik.

Mayoritas orang yang tertular tidak memiliki gejala atau hanya memiliki gejala ringan. Alhasil, mereka tidak sempat dites dan tak masuk di angka resmi.

Mereka yang tertular itu juga positif memiliki antibodi. Namun, otoritas di India menolak untuk memakai herd immunity.

Selain itu, herd immunity corona juga belum bisa diprediksi akan tahan berapa lama.

"Aman untuk berasumsi bahwa daerah kumuh bisa mencapai herd immunity lebih cepat, tetapi pertanyaan besarnya adalah berapa lama imunitas ini bertahan," ujar Ullas Kolthur, profesor dari Tata Institute of Fundamental Research.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Angka Kematian Rendah

Mumbai adalah salah satu kota yang terdampak paling parah oleh corona di India. Kabar aiknya, angka kasus mulai menurun.

Peneliti di Mumbai bisa beristirahat karena perkembangan baik ini. Penyebaran di Mumbai terjadi karena lokasi yang padat.

Daerah kumuh di Mumbai memiliki 5 juta penghuni.

"Hal ini mengindikasikan bahwa kepadatan penduduk memberikan dampak pada penyebaran COVID-19," ujar Ullas Kolthur.

"Ini bisa karena berbagi pemakaian toilet atau fasilitas bersama, selama masih ada banyak perkumpulan populasi bersama, maka penyebarannya tinggi," ucapnya.

Otoritas Mumbai mengaku kaget karena banyak jumlah orang tanpa gejala. Namun, angka kematian di daerah kumuh tercatat rendah, yakni 0,05 persen.

Peneliti belum bisa memastikan mengapa tingkat kematian di daerah kumuh rendah. Salah satu teorinya adalah banyak populasi berusia muda.

"Ini bisa saja karena populasi yang sedikit lebih muda yang mungkin lebih kuat. Ini masih perlu diinvestigasi lebih lanjut," pungkasnya.

3 dari 3 halaman

Menunggu Vaksin

Survei pemerintah pada Juli lalu menunjukan bahwa warga di beberapa daerah di New Delhi memiliki antibodi. Totalnya, ada 1 dari 4 orang yang sudah punya antibodi.

Herd immunity tetap belum dianggap sebagai solusi. Pasalnya, India memiliki populasi yang sangat besar, dan untuk mencapai imunitas massal maka banyak orang yang harus tertular.

Pihak Kementerian Kesehatan India berkata masih menekankan pentingnya pemakaian masker, menghindari keramaian, dan terus mengikuti standar kebersihan sampai ada vaksin.

Daerah Delhi dan Mumbai melihat penurunan tren penyebaran virus corona. Dua daerah itu masih menerapkan lockdown, meski beberapa komentator mendorong agar pemerintah kembali memulai kegiatan ekonomi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.