Sukses

Menteri Zimbabwe Wafat Sehari Usai Sopir Meninggal Akibat COVID-19, Tertular?

Media lokal melaporkan bahwa sopir menteri pertanian Zimbabwe meninggal akibat COVID-19 sehari sebelumnya dan memaksa Perence Shiri menjalani isolasi.

Liputan6.com, Harare - Menteri Pertanian Zimbabwe Perence Shiri meninggal pada usia 65 tahun. Presiden negara itu mengumumkan pada hari Rabu 29 Juli 2020.

"Saya sangat sedih memberi tahu bangsa tentang kematian Menteri Pertanian, Kepala Udara Marshall (rtd) Perrence Shiri, seorang teman lama dan kolega," tulis Emmerson Mnangagwa di Twitter seperti dikutip dari Anadolu Agency, Jumat (31/7/2020).

"Shiri adalah seorang patriot sejati, yang mengabdikan hidupnya untuk pembebasan, kemerdekaan dan pelayanan negaranya," tambah Mnangagwa.

Sejauh ini presiden Zimbabwe tidak mengungkapkan penyebab kematiannya, media lokal melaporkan bahwa sopir  Shiri meninggal akibat COVID-19 sehari sebelumnya dan memaksa menteri menjalani isolasi.

"Sopir pak menteri meninggal karena Virus Corona COVID-19 dan wajar saja jika menteri melakukan isolasi sendiri," jelas George Charamba, juru bicara kepresidenan dan kabinet.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Sosok Pejuang

Perence Shiri, mantan pejuang pembebasan  perang, naik pangkat untuk menjadi komandan 5th Brigade pada tahun 1983.

5th Brigade dikenal atas tuduhan pembantaian ribuan warga sipil dalam serangkaian pembantaian, yang disebut Gukurahundi, di wilayah barat daya Matabeleland.

Pada tahun 1992, Shiri diangkat sebagai komandan Angkatan Udara Zimbabwe, posisi yang dipegangnya hingga ia diangkat sebagai menteri pertanian pada November 2017.

Zimbabwe sekarang memiliki 2.817 kasus Virus Corona COVID-19 yang sudah dikonfirmasi. Pada Selasa 21 Juli, negara itu mencatat empat kematian baru, sehingga jumlah kematian menjadi 40.

Kasus COVID-19 terus meningkat pada saat sistem pelayanan kesehatan mengalami kekurangan obat-obatan dasar, peralatan rumah sakit, dan kekurangan staf. Dokter dan perawat mogok menuntut gaji yang lebih baik dan pakaian pelindung pribadi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini