Sukses

Kisah Pria Patah Hati Bikin Aplikasi Kencan Beromzet Miliaran, Kekasih Pun Kembali

Karena patah hati, pria ini malah membuat aplikasi kencan yang berhasil digunakan jutaan orang.

Liputan6.com, Jakarta - Dalam profil mingguan BBC, The Boss, berbagai orang sukses diulas. Salah satunya adalah Justin McLeod yang merupakan penemu aplikasi kencan, Hinge. 

Justin membuat aplikasi ini ketika dirinya patah hati. Awalnya ia melakukan hal tersebut untuk mengobati rasa sakit hati akibat putus cinta. Kini ia malah mendulang sukses.

Lima tahun lalu, pujaan hati Justin memutuskan hubungan mereka karena dirinya bermasalah dengan alkohol.

Justin juga sempat pergi ke rehabilitasi dan pulih, namun ia belum bisa melupakan sang pujaan hati.

Karena tak nyaman pergi ke bar mengingat masalah kecanduan alkohol, ia akhirnya memutuskan mulai membuat aplikasi Hinge pada 2011 untuk membantunya menemukan pasangan baru. Saat itu ia berusia 27 tahun, dan meraih gelar MBA (master administrasi bisnis) di Harvard Business School di Boston.

"Aku patah hati, dan aku tidak pernah berpikir akan menemukan seseorang seperti dia," katanya. Tetapi dia berpikir bahwa aplikasi tersebut akan memberinya kesempatan untuk menjalani hidup lebih baik.

Dengan layanan kencan online yang ditujukan untuk kaum muda yang baru saja muncul pada saat itu, Justin juga berharap akan menjadi bisnis sukses, seperti yang dikutip dari BBC, Selasa (28/7/2020).

"Aplikasi itu berjalan baik, situs kencannya mudah diakses bagi kaum muda, yang pada saat itu tidak menggunakan layanan kencan sama sekali," katanya. "Aku tidak bisa mengeluarkan ide itu dari kepalaku."

Jadi pada tahun 2012 Justin meluncurkan Hinge, tahun yang sama ketika Tinder didirikan.

Hari ini Hinge memiliki sekitar 5,5 juta pengguna di seluruh dunia, dan melaporkan pendapatan tahunan sebesar $ 5,2 juta (£ 4,1 juta) atau sekitar Rp 75 miliar.

Tetapi dalam sebuah kisah romantis yang begitu fantastis, sehingga diubah menjadi dramatisasi TV, Justin tidak menemukan cinta baru melalui aplikasinya. Sebaliknya, ia terinspirasi untuk mencoba memenangkan kembali hati Kate Stern, perempuan yang dicintainya.

Rangkaian acara ini dimulai pada 2015 ketika mempromosikan Hinge, ia diwawancarai oleh jurnalis Deborah Copaken untuk sebuah artikel di New York Times.

Di akhir wawancara, Copaken bertanya apakah dia pernah jatuh cinta. Justin lalu bercerita bagaimana dia mencintai dan kehilangan Kate ketika masih menjadi mahasiswa di Universitas Colgate di Hamilton, Negara Bagian New York, karena kecanduan alkohol.

Wartawan itu menjawab bahwa dia memiliki kisah cinta yang hilang yang serupa, tetapi dia tidak pernah mencarinya lebih lanjut, dan sekarang khawatir sudah terlambat.

"Ceritanya mendorong saya untuk pergi dan mencobanya sekali lagi, tetapi sudah tujuh tahun dan saya pikir sudah terlambat," katanya.

Tetapi dengan keberanian baru, Justin terbang ke Swiss, di mana dia tahu bahwa Kate saat itu tinggal dan bekerja di sana. Meskipun dia akan menikah dalam waktu satu bulan, dia setuju untuk bertemu dengannya.

Dalam beberapa hari, pernikahannya batal dan mereka kembali bersama.

Segera setelah itu, Justin bertemu lagi dengan Copaken untuk menceritakan apa yang terjadi, dan dia menulis tentang hal itu untuk kolom "Modern Love" yang populer di New York Times pada November 2015.

"Ketika artikel itu diterbitkan di New York Times, mereka mengatakan itu adalah salah satu kolom yang paling banyak dibagikan dan dibicarakan," kata Justin.

"Mereka bahkan menulis tindak lanjut tentang apakah orang harus pergi dan mencoba dan menemukan cinta mereka yang telah lama hilang."

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Diangkat Menjadi Film

"Modern Love" pun diubah menjadi serial drama romantis Amazon Prime TV dengan nama yang sama tahun lalu, kisah Justin dan Kate diadaptasi untuk salah satu episode. Justin diperankan oleh aktor Inggris Dev Patel.

Justin mengatakan bahwa kembali bersama Kate membuatnya menyadari bahwa dia perlu me-reboot Hinge, yang pada saat itu didasarkan pada model "swipeable" yang sama seperti Tinder.

Justin ingin Hinge menjadi lebih romantis, bergerak maju hanya dengan menghubungkan orang-orang yang secara fisik tertarik satu sama lain. Alih-alih, dia ingin pengguna mengenal orang lain dengan baik, mendorong mereka untuk pergi berkencan dengan gaya lama, dan bagi mereka untuk membangun hubungan jangka panjang dan bukannya "menghubungkan".

Sejak reboot pada tahun 2016, pengguna diminta untuk menyelesaikan sejumlah pernyataan atau "konfirmasi", seperti "Daftar bucket list saya", atau "Fakta tentang saya yang mengejutkan orang adalah ".

Jawaban mereka kemudian ditampilkan di bawah profil. Tujuannya adalah untuk membantu pengguna menemukan kepribadian yang mereka sukai, dan memulai percakapan.

"Rasanya seperti hal kecil, tapi itu benar-benar mengubah perilaku orang di aplikasi," kata Justin, yang lahir di Kentucky. "Itu membuat mereka lebih selektif, dan lebih bijaksana tentang apa yang mereka masukkan di profil mereka.

"Dari waktu ke waktu kita telah mengetahui petunjuk yang mengarah ke lebih banyak kencan."

Reporter: Yohana Belinda 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini