Sukses

Malaysia Tahan 26 Pengungsi Rohingya yang Terdampar di Pulau Langkawi

Para pengungsi ini lolos dari penumpasan militer 2017 di Myanmar dan, baru-baru ini di kamp-kamp pengungsi di Bangladesh.

Liputan6.com, Jakarta - Sekitar 26 pengungsi Rohingya yang dikhawatirkan tenggelam ketika mencoba berenang di pulau wisata Malaysia, Langkawi, ditemukan hidup-hidup bersembunyi di semak-semak di pulau terdekat, kata seorang pejabat senior penjaga pantai.

Dikutip dari laman Channel News Asia, Selasa (28/7/2020) Malaysia tidak mengakui status pengungsi, tetapi negara mayoritas Muslim itu adalah tujuan favorit bagi Muslim Rohingya yang mencari kehidupan yang lebih baik.

Para pengungsi ini lolos dari penumpasan militer 2017 di Myanmar dan, baru-baru ini di kamp-kamp pengungsi di Bangladesh.

Sabtu malam kemarin, seorang pengungsi Rohingya berenang ke pantai dari sebuah perahu kecil di lepas pantai barat Langkawi.

Para pejabat khawatir bahwa sisa dari kelompok itu tenggelam ketika mencoba mencapai pantai, tetapi mereka kemudian ditemukan di sebuah pulau di lepas pantai.

"Mereka ditemukan bersembunyi di semak-semak di pulau itu," Mohd Zubil Mat Som, direktur jenderal Badan Penegakan Maritim Malaysia, mengatakan dalam sebuah pesan teks.

 

Simak video pilihan berikut:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Pengungsi Ditahan

Pihak berwenang telah menahan para pengungsi. Dua migran Rohingya juga telah ditangkap karena diduga melakukan perdagangan sehubungan dengan orang-orang yang ditemukan, kata Mohd Zubil.

Para pengungsi itu diyakini telah dipindahkan ke sebuah perahu kecil untuk menyelinap ke Malaysia, setelah melakukan perjalanan dengan "kapal induk" yang membawa ratusan Rohingya dari Bangladesh, kata pejabat penjaga pantai itu.

Bulan lalu, Malaysia menahan 269 Rohingya yang tiba di Langkawi dengan kapal yang rusak. Mohd Zubil mengatakan pada saat itu bahwa puluhan orang di kapal itu diyakini tewas dalam perjalanan yang berlangsung selama empat bulan.

Perdana Menteri Muhyiddin Yassin mengatakan, Malaysia tidak dapat menerima Rohingya lagi sejak Juni, dengan alasan ekonomi yang terpukul pandemi Virus Corona COVID-19.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.