Sukses

Asal Usul Bumi Dipenuhi Air, Ini Penjelasan Ahli

Pernahkah Anda bertanya-tanya dari mana asal air yang ada di Bumi?

Liputan6.com, Jakarta - Bumi kaya akan air dan telah berlangsung beberapa miliar tahun lalu. Tetapi para ilmuwan masih memperdebatkan dari mana semua cairan penahan kehidupan itu berasal.

Setidaknya beberapa di antaranya diduga dibawa ke sini oleh komet atau asteroid, tetapi gagasan itu masih kurang menjelaskan mengapa begitu banyak air yang berakhir di permukaan Bumi.

Tim ilmuwan di Arizona State University (ASU), yang dipimpin oleh Peter Buseck, telah mengajukan proposal baru. Makalah peer-review baru diterbitkan dalam Journal of Geophysical Research: Planets pada 9 Oktober 2018.

Penelitian baru menunjukkan bahwa air Bumi berasal dari kedua bahan berbatu, seperti asteroid, dan dari awan, debu dan gas yang tersisa setelah pembentukan matahari yang disebut nebula matahari.

Air lautan di bumi mirip dengan yang ditemukan di asteroid. Itulah salah satu alasan para ilmuwan telah lama berpikir bahwa sebagian besar air di bumi berasal dari pemboman asteroid di zaman tata surya awal.

Rasio deuterium - isotop hidrogen yang lebih berat - terhadap hidrogen normal adalah tanda kimia yang unik di berbagai sumber air.

Dalam kasus lautan Bumi, rasio deuterium-hidrogen dekat dengan apa yang ditemukan di asteroid. Tetapi, menurut Steven Desch:

"Ini sedikit titik tak nyata di komunitas. Ketika orang mengukur rasio deuterium hidrogen dalam air laut dan mereka melihat bahwa itu cukup dekat dengan apa yang kita lihat di asteroid, selalu mudah untuk percaya bahwa itu semua berasal dari asteroid."

Akhirnya, hasil baru memiliki implikasi untuk planet ekstrasurya berbatu yang mengorbit bintang lain.

"Hasil kami menunjukkan bahwa membentuk air kemungkinan besar tidak terhindarkan pada planet berbatu yang cukup besar dalam sistem ekstrasolar."

Intinya: Asal usul air Bumi telah diperdebatkan sejak lama, tetapi studi baru ini menunjuk ke sumber -- nebula matahari, atau awan gas dan debu yang tertinggal setelah pembentukan matahari -- yang sebelumnya sebagian besar diabaikan.

Simak video pilihan berikut:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Studi Baru Tentang Bumi

Terlepas dari perdebatan dan misteri dari mana air ada di Bumi, sebuah studi baru seputar benda langit baru dirilis. 

Studi baru menguak adanya hujan asteroid yang diduga menghantam bulan dan Bumi pada 800 juta tahun lalu. Hujan asteroid itu diperkirakan telah membantu memicu zaman es terbesar di Bumi.

Ada banyak tanda bahwa dampak sinar kosmik memiliki efek besar pada sejarah Bumi. Sebagai contoh, sebuah asteroid seluas 6 mil (10 kilometer) yang menghantam Bumi sekitar 66 juta tahun yang lalu dekat kota yang sekarang disebut Chicxulub di Semenanjung Meksiko, mampu menghancurkan tiga perempat spesies hewan dan tumbuhan di Bumi --termasuk sebagian besar dinosaurus-- dan meninggalkan kawah raksasa lebih dari 180 km.

Asteroid sebesar itu diperkirakan mampu menyerang bumi hanya 100 juta tahun sekali. Namun, erosi, gunung berapi, dan aktivitas geologis lainnya telah menghapus sebagian besar kawah di bumi yang dipengaruhi kosmik tersebut sebelum 600 juta tahun lalu, sehingga menghilangkan sedikit pengetahuan tentang tabrakan kosmik ini.

Dalam sebuah penelitian baru dari Jepang, untuk mempelajari lebih lanjut tentang dampak kuno di Bumi, para ilmuwan menyelidiki Bulan. Hal itu dikarenakan kawah terpelihara dengan baik dalam ruang hampa di permukaan Bulan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.