Sukses

KBRI Hanoi Update Pembukaan Bali untuk Influencer dan Warga Vietnam

Pada tanggal 17 Juli 2020, Kedutaan Besar Republik Indonesia di Hanoi menyelenggarakan diskusi daring dengan tema Reopening Bali: Post COVID-19.

Liputan6.com, Hanoi - Pada tanggal 17 Juli 2020, Kedutaan Besar Republik Indonesia di Hanoi menyelenggarakan diskusi daring dengan tema "Reopening Bali: Post COVID-19."

Acara tersebut ditujukan untuk berbagi informasi mengenai perkembangan industri pariwisata di Indonesia dan Vietnam, khususnya terkait rencana pembukaan kembali Bali pasca pandemi virus corona.

Sasaran peserta diskusi daring tersebut ialah 80 persen masyarakat Vietnam. Sisanya, masyarakat Indonesia yang memiliki usaha atau tertarik dengan isu pariwisata dapat memanfaatkan sesi diskusi untuk membangun jejaring dengan counterpart di Vietnam.

Diskusi daring dibuka dengan sambutan Duta Besar Indonesia untuk Republik Sosialis Vietnam, Ibnu Hadi, dan diikuti dengan presentasi dari 4 (pembicara), termasuk Sekretaris Kedua Ekonomi III KBRI Hanoi, Ferry J. Murdiansyah, dan Direktur Pemasaran Pariwisata Regional I Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Vinsensius Jemadu.

Selain dua pembicara tersebut, diskusi juga menghadirkan 2 (dua) pemengaruh (influencer) asal Vietnam, yaitu Supermodel Vietnam dan Miss Supranational 2018, Nguyen Minh Tu (yang berlibur ke Bali pada April 2020 dan hingga kini tertahan di Bali), serta petualang yang baru saja menyelesaikan tur keliling dunia dengan sepeda motor selama 1.111 hari dan mengunjungi 65 negara, Tran Dang Dang Khoa.

Dalam sambutannya, Duta Besar Ibnu Hadi menyebutkan bahwa pariwisata merupakan salah satu sektor kunci yang terpukul keras oleh pandemi virus corona. Ia menjelaskan lebih jauh dengan membandingkan jumlah wisatawan yang datang ke Indonesia dan Vietnam yang turun tajam.

Pada bulan Mei 2020, jumlah wisatawan asing yang berkunjung ke Indonesia adalah sebanyak 163.646 pengunjung, turun 86,9 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang bisa mencapai 1.249.536 pengunjung.

Sementeara itu, jumlah wisatawan asing yang berkunjung ke Vietnam yaitu sebanyak 880.000 pengunjung pada bulan Juni 2020, anjlok 99,3 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2019.

Tingkat hunian hotel juga terdampak secara signifikan. Sebagai contoh, di Bali, tingkat hunian pada Mei 2020 turun menjadi 2,07 persen dari 63 persen pada Desember 2019. Sebagai perbandingan, tingkat hunian hotel di Hanoi pada Mei 2020 adalah 3,2 persen dibandingkan 85 persen tingkat hunian pada Desember 2019.

Industri perhotelan dan hospitality di kedua negara terpaksa banyak yang ditutup pada semester pertama 2020 akibat pandemi virus corona. Hal ini menyebabkan perekonomian terjun bebas; banyak warga yang kehilangan pekerjaan dan mengalami penurunan penghasilan hingga lebih dari 60 persen di Indonesia dan Vietnam.

Simak video pilihan berikut:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Bali Dibuka Parsial

Untuk Indonesia, Bali merupakan tujuan pariwisata prioritas pasca COVID-19. Protokol kesehatan diterapkan dengan baik di daerah tersebut dan saat ini, Bali dibuka secara parsial setelah ditutup selama kurang lebih 3 bulan karena pandemi.

Pembukaan parsial ini memungkinkan masyarakat lokal dan wisatawan asing yang tertahan di Bali untuk melanjutkan kegiatan sehari-hari.

Pada kesempatan tersebut, Ferry Murdiansyah menyampaikan perkembangan terkini mengenai kerja sama kedua negara di bidang pariwisata dan konektivitas serta menekankan pentingnya memiliki lebih banyak penerbangan langsung antara Indonesia dan Vietnam.

Sementara itu, Vinsensius Jemadu menjelaskan secara rinci langkah-langkah yang diambil Pemerintah Indonesia dalam mempersiapkan rencana pembukaan Bali untuk wisatawan asing pada September nanti.

Supermodel Vietnam, Nguyen Minh Tu, bercerita mengenai kesehariannya selama tertahan di Bali pada masa pandemi dan bagaimana pengalaman tersebut mengubah dirinya.

Runner up acara Asia’s Next Top Model musim kelima tersebut menyampaikan bahwa tertahannya ia di Bali membuatnya lebih banyak mendengarkan orang lain dan menghabiskan waktu untuk memanjakan diri sendiri serta meningkatkan keterampilan memasak, termasuk masakan Indonesia, dan belajar bahasa asing.

Sementara itu, Mr. Khoa menceritakan pengalamannya selama berkeliling dunia dengan menggunakan sepeda motor serta mengenai kunjungannya ke Indonesia, termasuk Bali, yang menumbuhkan kesan yang mendalam.

Kedua pembicara asal Vietnam mengungkapkan kekaguman dan rasa cinta terhadap Bali, baik dari sisi keramahan masyarakat lokal di daerah tersebut, maupun terhadap berbagai makanan khas Indonesia yang memanjakan lidah.

Diskusi daring yang berlangsung selama lebih dari satu setengah jam menyimpulkan bahwa Indonesia dan Vietnam harus tetap waspada dan masyarakat perlu mematuhi berbagai protokol kesehatan terkait COVID-19.

Pada masa mendatang, ketika perbatasan telah dibuka dan penerbangan internasional melanjutkan operasinya, kedua negara harus siap bahu-membahu bekerja untuk menghidupkan kembali perekonomia, terutama di sektor pariwisata.

Sekitar 110 peserta bergabung dalam diskusi online yang dilaksanakan melalui zoom conference dan disiarkan secara langsung pada kanal YouTube KBRI Hanoi. Peserta diskusi berasal dari operator tour/wisata, agen perjalanan, jurnalis, influencer, mahasiswa, pejabat pemerintah, serta pekerja lepas dari Vietnam maupun Indonesia.

 

*Artikel ini menerbitkan ulang rilis pers resmi dari KBRI Hanoi pada tanggal 17 Juli 2020 yang berjudul "Hadirkan dua influencer asal Vietnam, KBRI Hanoi gelar diskusi daring bertemakan 'Reopening Bali: Post COVID-19'".

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.