Sukses

PM Tunisia Elyes Fakhfakh Mengundurkan Diri di Tengah Krisis Politik

Perdana Menteri Tunisia mengundurkan diri secara tiba-tiba.

Liputan6.com, Tunis - Perdana Menteri Tunisia Elyes Fakhfakh menyerahkan surat pengunduran dirinya kepada presiden negara itu pada hari Rabu, di tengah krisis politik yang sedang terjadi.

Mengutip CNN, Kamis (16/7/2020), Fakhfakh diangkat sebagai perdana menteri Tunisia oleh Presiden Kais Saied pada bulan Januari setelah pemilihan umum tahun lalu yang berakhir tanpa pemenang yang jelas dan parlemen yang retak.

Pengunduran diri Fakhfakh datang sebagai kampanye untuk menggulingkannya dalam mosi tidak percaya yang mengumpulkan momentum. 

Partai oposisi Islamis moderat, Ennahda, mengatakan dalam sebuah pernyataan di Facebook pada hari Rabu bahwa pihaknya telah memperkenalkan mosi tidak percaya kepada parlemen.

Kantor Perdana Menteri pun mengatakan bahwa pengunduran diri Fakhfakh bertujuan mencegah lebih banyak konflik politik terjadi.

"Keputusan itu dibuat untuk kepentingan nasional dan untuk menghindari lebih banyak konflik antar lembaga pemerintah di negara itu dan untuk menegakkan prinsip moralisasi kehidupan politik," kata kantor itu dalam sebuah pernyataan.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Konflik Kepentingan

Fakhfakh dituduh memiliki konflik kepentingan dengan memiliki saham di perusahaan-perusahaan yang telah menerima kontrak.

Namun, ia pun membantah tuduhan telah melakukan kesalahan tersebut.

Laporan media pemerintah mengutip Fakhfakh yang mengatakan dia berharap pengunduran dirinya membuka "jalan baru untuk jalan keluar dari krisis" bagi Presiden. 

Negara ini sering dirayakan sebagai satu-satunya kisah sukses yang muncul dari gerakan regional, meskipun transisi menuju demokrasi telah goyah.

Beberapa kabinet pemerintah telah gagal untuk merevitalisasi ekonomi dan mengatasi pengangguran, sementara pandemi Virus Corona baru telah memperburuk situasi dan meninggalkan negara tersebut untuk bergantung pada pinjaman dari Dana Moneter Internasional.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.