Sukses

Iran Eksekusi Mati Pensiunan Kementerian Pertahanan yang Jual Informasi ke CIA

Pelaku menjual rahasia Iran kepada CIA sebelum ia pensiun.

Liputan6.com, Tehran - Iran mengeksekusi mati pria yang menjual rahasia militer negara ke CIA. Ia menerima imbalan uang atas aksi spionasenya itu.

Dilaporkan VOA Indonesia, Rabu (15/7/2020), juru bicara pengadilan mengatakan, tervonis bernama Reza Asgari dieksekusi gantung pekan lalu karena menjual informasi mengenai program misil Iran kepada CIA.

Iran menyatakan Asgari menjual informasi itu dalam tahun-tahun terakhirnya bekerja di kementerian pertahanan dan pensiun pada 2016. Setelah pensiun dari Departemen Kedirgantaraan Kementerian Pertahanan, Asgari menjalin hubungan dengan CIA dan menjual informasi tentang produksi rudal Iran dengan imbalan uang.

Iran mengeksekusi satu orang tertuduh mata-mata lainnya bernama Jalal Hajizavar pada Juni. Menurut para pejabat, Hajizavar mengaku di pengadilan bahwa CIA membayarnya untuk menjadi mata-mata.

Pengadilan menyatakan perangkat spionase disita dari rumah Hajizavar, yang juga bekerja di kementerian pertahanan. Menurut pengadilan, istri Hajizavar dijatuhi hukuman 15 tahun penjara karena turut serta dalam kegiatan spionase itu.

Pengadilan juga menyatakan Mahmoud Mousavi-Majd, yang dituduh menjadi mata-mata untuk AS dan Israel, termasuk di antara mereka yang akan dihukum mati. [Iran ](4297837 "" )menyatakan pada 2019 telah menangkap 17 mata-mata yang dituduhnya bekerja untuk CIA.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Iran Salah Tembak Pesawat Ukraina Januari Lalu Akibat Human Error

Iran mengatakan penyelarasan peralatan pertahanan udara bertanggung jawab atas jatuhnya pesawat penumpang Ukraina pada Januari lalu. 

Mengutip BBC, sebuah laporan yang dirilis pada hari Sabtu, Organisasi Penerbangan Sipil Iran (CAOI) menyebut telah terjadi "kesalahan manusia" alias "human error" dan komunikasi militer yang buruk. 

Seluruh penumpang yang berjumlah 176 orang di dalamnya tewas ketika pesawat milik Ukraina itu ditabrak oleh dua rudal, tak lama setelah tinggal landas di Teheran.

Iran awalnya membantah bertanggung jawab atas insiden itu.

Tetapi setelah para pejabat intelijen Barat mengatakan bukti menunjuk pada keterlibatan Iran, negara itu mengakui kesalahan, dengan mengatakan pihaknya salah mengira pesawat itu memiliki rudal jelajah. Presiden Iran Hassan Rouhani menggambarkannya sebagai "kesalahan tak termaafkan".

Penerbangan Ukraine International Airlines jatuh pada 8 Januari di tengah meningkatnya ketegangan antara Iran dan Amerika.

Pertahanan udara Iran telah siaga tinggi pada saat itu. Beberapa jam sebelumnya, negara itu telah menembakkan rudal balistik ke dua pangkalan AS di Irak sebagai pembalasan atas pembunuhan jenderal top Iran Qasem Soleimani oleh serangan pesawat tak berawak AS di Baghdad.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.