Sukses

Presiden Turki Erdogan Sebut Kebangkitan Hagia Sophia Tanda Pembebasan Masjid Al-Aqsa

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan berkata status Haghia Sophia yang menjadi masjid merupakan tanda pembebasan masjid Al-Aqsa.

Liputan6.com, Istanbul - Pemerintah Turki baru saja mengganti status Hagia Sophia dari museum menjadi masjid. Hagia Sophia diubah menjadi museum Mustafa Kemal Atatürk menjabat Presiden Turki. 

Keputusan Atatürk dianggap ilegal oleh pengadilan Turki. Kini, mulai akhir Juni, Hagia Sophia akan kembali bisa digunakan sebagai tempat ibadah umat Muslim. 

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan juga berkata, "kebangkitan Hagia Sophia" merupakan tanda pembebasan masjid Al-Aqsa," seperti dilaporkan Anadolu Agency, Senin (13/7/2020).

Erdogan yang berkuasa selama 17 tahun sebagai perdana menteri dan presiden Turki menolak intervensi asing terkait status Hagia Sophia. Erdogan pun meminta Hagia Sophia tetap sebagai museum sama saja seperti meminta agar bangunan-bangunan di Vatikan dijadikan museum. 

Paus Fransiskus sudah mengekspresikan rasa kecewa terhadap perubahan status Hagia Sophia.

Pengadilan Turki menyatakan status Hagia Sophia sebagai masjid adalah persembahan dari Sultan Mehmed II setelah menaklukan Konstantinopel (Istanbul) pada 1453. Sebelumnya, Hagia Sophia adalah gereja milik Kekaisaran Bizantium.  

Hagia Sophia selesai dibangun di masa pemerintahan Kaisar Yustinianus I pada 537. Seribu tahun kemudian, kampanye militer Sultan Mehmed II mengakhiri kekuasaan Kekaisaran Bizantium dan Hagia Sophia diubah menjadi masjid.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Paus Fransiskus Kecewa

Paus Fransiskus mengatakan dirinya "terluka" atas keputusan Turki untuk mengembalikan Hagia Sophia di Istanbul menjadi masjid. Berbicara dalam sebuah misa di Vatikan, pemimpin Katolik Roma itu mengaku ia "memikirkan Istanbul".

Hagia Sophia dibangun sebagai katedral hampir 1.500 tahun lalu dan diubah menjadi masjid setelah penaklukan Kekaisaran Utsmaniyah pada 1453.

Mengutip BBC, situs Warisan Dunia UNESCO itu dijadikan museum pada 1934 melalui kekuasaan pendiri Republik Turki, Mustafa Kemal Ataturk. 

Namun awal pekan ini, pengadilan Turki membatalkan status museum yang disandang situs itu, dan menyatakan penggunaannya selain untuk masjid "tidak dimungkinkan secara hukum".

Paus Fransiskus hanya berbicara beberapa patah kata tentang perkara ini, "Saya memikirkan Istanbul. Saya memikirkan Santa Sophia dan saya sangat terluka."

 

3 dari 3 halaman

Tetap Terbuka untuk Semua Umat

Presiden Recep Tayyip Erdogan mengatakan salat berjemaah pertama akan diadakan di Hagia Sophia pada 24 Juli.

Tak lama setelah pengumuman, suara azan pertama dikumandangkan di situs web dan disiarkan di semua saluran berita utama Turki.

Saluran media sosial Hagia Sophia juga telah dihapus. Kelompok Islamis di Turki telah lama meminta Hagia Sophia untuk dikembalikan menjadi masjid, tetapi para anggota kelompok oposisi yang berpaham sekuler menentang langkah itu.

Membela keputusannya, Presiden Erdogan menekankan negara telah melaksanakan hak kedaulatannya. Ia menambahkan, Hagia Sophia akan tetap terbuka untuk semua Muslim, non-Muslim, dan pengunjung dari luar negeri.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.