Sukses

Pejabat PBB Duga Pangeran MBS Dalangi Kasus Pembunuhan Jamal Khashoggi

Pelapor Khusus PBB menduga pangeran Saudi, Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman (MBS) jadi dalang pembunuhan Jamal Khashoggi.

Liputan6.com, Jenewa - Seorang pejabat PBB menduga Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman (MBS) adalah dalang dalam kasus pembunuhan jurnalis Saudi yakni Jamal Khashoggi di Istanbul pada 2018.

Mengutip Anadolu Agency, Senin (13/7/2020), pelapor Khusus PBB untuk Extrajudicial, Ringkasan atau Eksekusi Sewenang-wenang, Agnes Callamard mengatakan, meskipun dia tidak memiliki bukti terhadap MBS, tetapi dalam hal memesan dan menghasut pembunuhan, dia adalah tersangka utamanya.

"Begini, saya pikir dia adalah tersangka utama dalam hal menentukan siapa yang memerintahkan atau yang menghasut pembunuhan. Dia ada dalam gambar. Secara pribadi, saya tidak memiliki bukti yang menunjukan bahwa ia telah memerintahkan kejahatan," kata Callamard, yang juga seorang pengacara hak asasi manusia terkenal.

Dia mengatakan bahwa bukti tidak langsung menunjukkan bahwa kejahatan seperti itu tidak mungkin terjadi tanpa kontribusi MBS.

"Saya percaya bahwa menurut informasi yang diberikan lebih dari setahun yang lalu, CIA [Badan Intelijen Pusat] mungkin memiliki informasi ini," katanya.

Sementara itu, pihak Kedutaan Besar Arab Saudi di Jakarta membatah pemberitaan tersebut. Dalam suratnya kepada Liputan6.com, Duta Besar Arab Saudi untuk Indonesia Esam Abid Althaqafi menyatakan keberatan dengan laporan tersebut, "Karena mengandung unsur penyesatan media dan memberikan asumsi kepada pembaca bahwa lembaga PBB telah sampai pada hasil tersebut."

"Kedubes menganggap ini sebagai pencemaran nama baik Kerajaan Arab Saudi dan para pemimpinnya dan pencitraan yang salah," ungkap Dubes Esam Abid Althaqafi.

 

** Berita ini telah direvisi dengan menambahkan hak jawab dari Kedutaan Besar Arab Saudi di Jakarta.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Persidangan di Turki

Agnes Callamard mencatat bahwa persidangan yang direncanakan dilakukan di Turki berstatus "in absentia", karena semua orang tahu bahwa Arab Saudi tidak akan membiarkan para terdakwa menghadapi persidangan di Turki.

"Namun demikian, saya pikir ini penting. Saya ingin mencatat bahwa para terdakwa diwakili, bahwa mereka telah ditugaskan sebagai pengacara yang ditugaskan negara," katanya.

Callamard menggambarkan persidangan di Turki lebih adil daripada yang dilakukan di Arab Saudi.

Pengadilan di Turki yang digelar pada 3 Juli menjadi awal dari persidangan kasus tersebut, dengan mendaftarkan 20 warga negara Saudi sebagai tersangka dalam pembunuhan Khashoggi.

Dia terbunuh oleh sekelompok operasi dari Saudi, tak lama setelah dia memasuki Konsulat Saudi. 

Tubuhnya pun tidak pernah ditemukan.

 

3 dari 3 halaman

Pengadilan Turki Lebih Adil

Hatice Cengiz, tunangannya, mengatakan bahwa Khashoggi telah tertipu untuk memasuki konsulat, tepat sebelum ia dibunuh. 

"Saya pikir ini penting karena kita tidak bisa disandera oleh proses [peradilan] Saudi, yang menghadirkan lebih dari beberapa mutasi tetapi dalam pandangan saya, parodi keadilan," kata Callamard kepada wartawan di kantor PBB di Jenewa. 

Dia mengatakan tidak seperti di Arab Saudi, persidangan di Turki dilaksanakan di depan umum dan dapat diakses oleh media.

"Orang-orang seperti saya bisa mengamatinya dan LSM internasional mengamatinya. Persidangan di surat dakwaan telah diumumkan kepada publik. Jadi, mari kita beri kesempatan. Dan mari kita lihat apa yang bisa kita pelajari dari proses itu," katanya.

Callamard mengatakan bahwa dalam sebuah laporan yang dia sampaikan kepada Dewan Hak Asasi Manusia PBB, dia telah mencatat bahwa Turki telah menyelidiki pembunuhan Jamal Khashoggi secara serius.

"Saya menyambut kenyataan bahwa mereka sekarang sedang bergerak ke dalam persidangan karena itu berarti bahwa komunitas internasional akan dapat menilai pekerjaan yang telah mereka lakukan. Saya pikir ini sangat penting untuk kredibilitas dan legitimasi proses mereka," kata pejabat PBB tersebut.  

Dia percaya akan naif untuk berpikir bahwa MBS bisa menghadap hakim dalam waktu dekat.

"Kita harus mengingatkan pemerintah bahwa ini adalah seseorang yang memiliki darah di tangannya atau yang mungkin bertanggung jawab untuk memerintahkan pembunuhan Jamal Khashoggi," tambahnya.

Pelapor PBB menekankan untuk mengingat bahwa keadilan dalam kasus-kasus semacam itu adalah proses jangka panjang dan sementara itu, harus dipastikan bahwa pembunuhan Khashoggi memiliki unsur politik di dalamnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.