Sukses

Pelopor Nuklir di Peringatan Kematian Kakek Kim Jong-un, Sinyal Pengembangan Senjata?

Kunjungan ke makam Kim Il-sung menyoroti beberapa dinamika kekuasaan dalam kepemimpinan rezim Kim Jong-un.

Liputan6.com, Seoul - Pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un, memberikan penghormatan kepada sang kakek, Kim Il-sung di makamnya, pada Rabu, 8 Juli 2020. Bertepatan dengan Wakil Sekretaris Negara AS Stephen Biegun ke Korea Selatan.

Mengutip koreajoongangdaily, Jumat (10/7/2020), Kim Jong-un didampingi oleh pejabat rezimnya, berkunjung ke Istana Matahari Kumsusan, tempat Kim Il-sung dan putranya Kim Jong-il dibaringkan, berlangsung pada peringatan 26 tahun kematian Kim Il-sung di 1994.

Pada bulan April, ketika negara itu merayakan ulang tahun Kim Il-sung, acara publiknya yang paling penting, Kim Jong-un tak terlihat memberi penghormatan kepada kakeknya. Ketidakmunculannya menyebabkan spekulasi internasional, mengabarkan kesehatan pemimpin Korea Utara tersebut sakit parah, bahkan ada yang melaporkan dirinya mengalami kelumpuhan otak.

Namun berita itu hilang sendirinya karena pada 1 Mei 2020, Kim Jong-un menghadiri upacara pemotongan pita untuk sebuah pabrik pupuk. Sejak itu ia jarang terlihat di publik, menahan diri dari kunjungan lapangan atau menghadiri acara-acara publik.

Ketidakmunculan Kim Jong-un juga disebabkan adanya pandemi COVID-19 atau SARS CoV-2, namun pihak Pyongyang tidak melaporkan satu kasus pun, hal itu membuat rezim tetap waspada. Menurut Minju Choson, surat kabar utama kabinet Utara dan presidium legislatif, pada hari Selasa 7 Juli 2020, negara itu baru-baru ini memberlakukan "lockdown total" perbatasan udara, laut dan darat - menandai peningkatan langkah-langkah karantina setelah rezim melonggarkan perbatasannya mengontrol dengan China pada bulan Maret.

Pada kesempatan langka di mana Kim muncul ke publik dalam beberapa minggu terakhir, tindakannya telah menghasilkan konsekuensi besar.

Pada pertemuan Komisi Militer Pusat pada akhir Juni lalu, ia menghentikan tiba-tiba rencana yang dibuat oleh militer negara itu yang menargetkan Korea Selatan. Untuk mengurangi serangkaian eskalasi yang diperintahkan oleh adik perempuannya, Kim Yo-jong.

Saksikan Juga Video Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Sinyal Fokus Kembangkan Senjata Strategis dan Nuklir?

Keputusan Kim untuk menghadiri upacara penghormatan kepada sang kekek hari Rabu, memberi sinyal ke Washington sebuah niat untuk tetap percaya dengan strategi "terobosan" tanpa kompromi untuk mengalahkan sanksi. Hal itu tumpang tindih dengan kunjungan Biegun ke Seoul, di mana ia diharapkan mengadakan pembicaraan dengan para pejabat Korea Selatan tentang menghidupkan kembali diskusi nuklir dengan Pyongyang.

Dalam beberapa pekan terakhir, ada dua pernyataan yang dikeluarkan oleh pejabat Kementerian Luar Negeri Korea Utara, mengesampingkan kemungkinan dialog di masa depan dengan Amerika Serikat, termasuk pertemuan puncak dengan Presiden AS Donald Trump.

Kunjungan ke mausoleum juga menyoroti beberapa dinamika kekuasaan dalam kepemimpinan rezim Kim Jong-un.

Menurut negara yang dikelola oleh Kantor Berita Pusat Korea (KCNA), Kim Jong-un didampingi oleh tokoh nomor dua, Choe Ryong-hae, dan pejabat ekonomi, Pak Pong-ju dan Kim Jae-ryong.

Wakil Ketua Komisi Militer Pusat Ri Pyong-chol, seorang mantan jenderal angkatan udara yang diyakini telah mempelopori pengembangan senjata nuklir Korea Utara juga hadir dalam upacara peringatan itu. Menempati kursi terpenting kelima selama upacara penghormatan tersebut.

Melihat latar belakang Ri, menunjukkan bahwa Pyongyang bermaksud untuk terus fokus pada pengembangan senjata strategis dan pencegahan nuklir. Mengingat bahwa negosiasi diplomatik dengan Amerika Serikat telah terperosok dalam perselisihan yang tidak dapat dijembatani.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.