Sukses

Fosil Bayi Raptor Ditemukan di Alaska, Menguak Jalur Migrasi Dinosaurus

Ahli paleontologi telah mengidentifikasi spesies bayi dinosaurus di Alaska yang hidup dan bersarang di Arktika, Kutub Utara.

Liputan6.com, Alaska - Ahli paleontologi telah mengidentifikasi spesies bayi dinosaurus Alaska yang hidup, dikawinkan, dan bersarang di Kutub Utara 70 juta tahun lalu.

Penelitian fosil ujung tulang rahang sepanjang 14 milimeter, yang ditemukan di Alaska utara, menunjukkan makhluk itu adalah sejenis dromaeosaurid, sekelompok dinosaurus predator yang menyerupai burung, yang masih satu spesies dengan Velociraptor, dinosaurus peneror "Jurassic Park".

Tulang rahang diperkirakan berasal dari dinosaurus betina muda, dan tahap perkembangan awal tulang menunjukkannya baru dilahirkan. Banyak ahli paleontologi percaya Arktika adalah jalur migrasi bagi banyak jenis dinosaurus ketika mereka menyeberang antara Asia dan Amerika Utara, tetapi sejauh ini hanya ada sedikit bukti yang menunjukkan hewan-hewan itu hidup di sana bertahun-tahun.

"Jika dinosaurus muda ini ditemukan, itu berarti bahwa hewan-hewan ini telah menghabiskan banyak waktu untuk berkembang biak dan bersarang di tempat ini," kata Tony Fiorillo, ahli paleontologi di Southern Methodist University di Texas dan kurator utama Perot Museum Alam dan Sains, seperti dilansir CNN, Kamis (9/7/2020).

"Dinosaurus betina kecil ini mungkin tidak bisa bermigrasi jarak jauh, memberikan indikasi tidak langsung bahwa hewan-hewan ini mungkin penghuni abadi Kutub kuno."

Bayi dinosaurus memiliki tubuh yang seukuran dengan anak anjing kecil, kata Fiorillo, tetapi dromaeosaurid dewasa dapat berkisar antara 6 hingga 9 kaki. "Sebagai perbandingan, untuk menahan kerasnya migrasi, rusa kutub modern harus setidaknya 80% dari panjang dewasanya," jelasnya.

 

Saksikan Video PilihanBerikut Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Dromaeosaurid, Dinosaurus Bertulang Rapuh

Penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal PLOS ONE ini mengungkapkan bahwa Dromaeosaurid hidup di seluruh dunia, tetapi tulang mereka seringkali kecil dan rapuh karena belum terlestarikan dengan baik. Hal ini mempersulit kami dalam upaya untuk memahami jalur yang mereka ambil saat mereka menyebar ke berbagai benua.

Fosil rahang parsial, dengan satu gigi erupsi hitam, ditemukan di tepi Sungai Colville dekat Samudra Arktik, sekitar 250 mil di utara Lingkaran Arktik. Itu bagian dari Formasi Prince Creek di utara Alaska, yang menyimpan koleksi terbesar fosil dinosaurus kutub di dunia, yang berasal dari sekitar 70 juta tahun yang lalu.

"Apa yang luar biasa dari temuan ini adalah bahwa tidak hanya tulang dari dinosaurus karnivora yang jarang ditemukan di tempat ini, tetapi menemukan satu dari individu yang sangat muda, yang dapat dengan mudah dihancurkan dan pada akhirnya tidak memasuki catatan fosil seperti mencari jarum di tumpukan jerami, "kata pemimpin penulis studi Alessandro Chiarenza, seorang ahli paleontologi di University College London.

 

3 dari 3 halaman

Ditemukan di Arktik, Alaska

Tujuh puluh juta tahun yang lalu, Arktik mungkin saja lebih hangat dari sekarang, beriklim mirip dengan Seattle atau Portland dan lingkungan yang kaya akan tumbuhan runjung, lumut dan pakis. “Namun, jika musim dingin, suhu mungkin turun hingga 14 derajat Fahrenheit (-10 derajat Celsius), dan makhluk-makhluk itu harus bersaing dengan empat bulan lamanya musim dingin yang dapat memengaruhi pertumbuhan tulang mereka.” jelas Chiarenza.

Di masa lalu, hampir tidak mungkin bahwa dinosaurus, yang dianggap sebagai kadal berdarah dingin, akan hidup dalam kondisi dingin, tambahnya. "Sekarang kita tahu bahwa mereka mungkin memiliki lebih banyak metabolisme dan adaptasi seperti burung, yang memungkinkan mereka bertahan hidup di lingkungan yang lebih keras, dan bagi dinosaurus herbivora untuk bertahan hidup dengan pasokan makanan yang lebih rendah," katanya.

Bayi raptor itu mungkin memakan marsupial, mamalia kecil seukuran ibu jari yang disebut Unnuakomys atau Cimolodon, kata penelitian itu. Fosil mereka telah ditemukan di wilayah Kutub Utara.

 

Reporter: Vitaloca Cindrauli Sitompul

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.