Sukses

Iran Klaim Bangun Kota Rudal Bawah Tanah, Takuti Musuh?

Iran klaim telah membangun "kota rudal" bawah tanah di suatu wilayah pesisir di negaranya.

Liputan6.com, Teheran- Pemerintah Teheran mengklaim membangun "kota rudal" bawah tanah di sepanjang garis pantai teluk.

Dilansir dari The Star, Senin (6/7/2020), klaim tentang kota rudal bawah tanah tersebut disampaikan oleh Ketua Angkatan Laut Garda Revolusi Iran, dan menyebutnya sebagai peringatan "bagi musuh-musuh Iran".

"Iran telah membangun kota-kota rudal bawah tanah dan lepas pantai di sepanjang pantai Teluk Persia dan Teluk Oman," kata Laksamana Muda Ali Reza Tangsiri kepada mingguan Sobh-e Sadeq.

Sedangkan menurut pernyataan pihak berwenang di Iran, situs seperti itu ada di semua provinsi di negaranya tetapi sejauh ini hanya meluncurkan tiga pangkalan dan tidak mengungkapkan bahwa mereka telah dibangun di sepanjang pantai, seperti dikutip dari Thenational.ae. 

Pernyataan itu mengemuka setelah seorang pejabat bidang nuklir mengatakan bahwa kebakaran di fasilitas nuklir Natanz telah menyebabkan kerusakan yang signifikan, yang cukup mampu memperlambat pengembangan sentrifugal canggih yang digunakan untuk memperkaya uranium. 

Penyebab kebakaran yang terjadi di fasilitas nuklir Natanz pada 2 Juli lalu telah ditentukan, tetapi akan diumumkan beberapa waktu mendatang, kata Badan keamanan utama Iran.

Kebakaran itu juga disebut oleh beberapa pejabat Iran mungkin karena sabotase cyber.

Saksikan Video Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Fasilitas Nuklir yang Rusak Akan Diperbarui

Menurut Menteri Pertahanan Israel, insiden kebakaran itu "tidak harus" di balik setiap insiden misterius di Iran.

Juru bicara Organisasi Energi Atom Iran, Behrouz Kamalvandi, mengatakan kepada IRNA, "Insiden itu dapat memperlambat pengembangan dan produksi sentrifugal canggih dalam jangka menengah ... Iran akan mengganti bangunan yang rusak dengan yang lebih besar yang memiliki peralatan lebih maju".

Meskipun "Insiden itu telah menyebabkan kerusakan yang signifikan tetapi tidak ada korban," kata  Kamalvandi. 

Iran sempat memberikan persetujuan untuk menghentikan program nuklirnya, yang ditukar dengan dihapusnya sebagian besar sanksi internasional dalam kesepakatan yang dicapai antara Teheran dan enam negara terkuat di dunia pada tahun 2015.

Tetapi sejak pemerintahan Donald Trump, Iran secara bertahap mengurangi komitmennya terhadap perjanjian tersebut, yang dimana presiden Negeri Paman Sam tersebut menarik diri dari kesepakatan pada 2018 dan menerapkan kembali serta mengintensifkan sanksi yang telah menghancurkan ekonomi Iran.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.