Sukses

Rumor Operasi Pembersihan Bikin Ribuan Warga Rakhine Melarikan Diri

Rumor soal operasi pembersihan yang beredar membuat warga desa Rakhine State melarikan diri.

Liputan6.com, Yangon - Ribuan penduduk desa telah meninggalkan rumah mereka di negara bagian Rakhine, Myanmar, setelah seorang administrator lokal memperingatkan bahwa puluhan pemimpin desa serta tentara merencanakan "operasi pembersihan" terhadap gerilyawan.

Namun seorang juru bicara pemerintah mengatakan pada Sabtu malam bahwa perintah evakuasi yang dikeluarkan oleh pejabat urusan perbatasan telah dicabut. Demikian seperti dikutip dari laman Channel News Asia, Minggu (28/6/2020). 

Pejabat urusan perbatasan mengakui mengeluarkan perintah melalui administrator lokal tetapi mengatakan itu mempengaruhi desa dalam lingkup yang lebih kecil.

Peringatan kepada para pemimpin desa datang dalam sebuah surat yang ditulis pada hari Rabu, yang telah diverifikasi oleh menteri pemerintah negara bagian, Kolonel Min Than.

Surat itu, yang ditandatangani oleh administrator kotapraja Rathedaung, Aung Myint Thein, mengatakan kepada para pemimpin desa bahwa dia telah diberitahu bahwa operasi itu direncanakan di desa Kyauktan di kota itu dan daerah-daerah terdekat yang diduga menampung para pemberontak.

Surat itu tidak menyebutkan dari mana datangnya perintah, tetapi Min Than, menteri urusan perbatasan dan keamanan negara bagian Rakhine, mengatakan bahwa itu adalah instruksi dari kementerian urusan perbatasannya, salah satu dari tiga kementerian pemerintah Myanmar yang dikendalikan oleh tentara.

"Operasi pembersihan akan dilakukan oleh pasukan di desa-desa itu," kata surat dari administrator.

"Sementara ini sedang dilakukan, jika pertempuran terjadi dengan teroris AA, jangan tinggal di desa tetapi pindah sementara," katanya, merujuk pada Tentara Arakan, nama pemberontak negara bagian Rakhine.

Saksikan Video Pilihan di Bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Salah Tafsir Perintah

Min Than mengatakan "operasi pembersihan" yang dijelaskan dalam surat itu merujuk pada operasi militer yang menargetkan "teroris".

Dia mengatakan administrator telah salah menafsirkan perintah dari kementeriannya dan bahwa operasi hanya akan dilakukan di beberapa desa, tidak sebanyak yang disebutkan, tetapi mengkonfirmasi rincian lainnya.

Operasi dapat berlangsung hingga satu minggu, kata Min Than melalui telepon, menambahkan bahwa "mereka yang tetap akan menjadi orang-orang yang setia pada AA."

Pada hari Sabtu, juru bicara pemerintah Zaw Htay mengatakan dalam sebuah pernyataan di Facebook bahwa pemerintah telah memerintahkan militer untuk tidak menggunakan istilah "operasi pembersihan". Dia juga mengatakan bahwa surat yang memerintahkan orang untuk melarikan diri telah dicabut.

Tahun ini tentara Myanmar telah memerangi AA, sebuah kelompok dari etnis Rakhine yang sebagian besar beragama Budha yang mencari otonomi lebih besar untuk wilayah barat, atau yang juga dikenal sebagai Arakan.

Banyak korban telah meninggal dan puluhan ribu orang terlantar dalam konflik. 

Save the Children mengatakan 18 anak-anak terbunuh dan 71 terluka atau cacat selama bulan Januari hingga Maret, mengutip kelompok-kelompok pemantauan setempat. Militer mengatakan tidak menargetkan warga sipil.

"Operasi pembersihan" adalah istilah yang digunakan pihak berwenang Myanmar pada tahun 2017 untuk menggambarkan operasi terhadap gerilyawan dari minoritas Muslim-minoritas Rakhine, Rohingya. Selama operasi itu, ratusan ribu orang melarikan diri dari rumah mereka. Pengungsi mengatakan tentara melakukan pembunuhan massal dan pembakaran, namun tentu itu merupakan tuduhan yang dibantah tentara.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.