Sukses

Korea Utara Balas Balik Korsel dengan Jutaan Pesan Selebaran

Pihak dari Selatan yang mengirim selebaran semacam itu, mengkritik pemimpin Korea Utara Kim Jong-un atas pelanggaran hak asasi manusia dan ambisi nuklirnya.

Liputan6.com, Seoul - Korea Utara telah menyiapkan ribuan balon dan jutaan selebaran sebagai persiapan untuk "hukuman pembalasan" terhadap Korea Selatan.

Dikutip dari laman Channel News Asia, Senin (22/6/2020) peringatan itu muncul dalam sebuah laporan media pemerintah setelah Korut mengatakan mereka bersiap untuk memulai kampanye selebaran anti-Selatan menyusul serangkaian kecaman pedas Seoul karena selebaran anti-Utara tersebar di perbatasan.

Pihak dari Selatan yang mengirim selebaran semacam itu, mengkritik pemimpin Korea Utara Kim Jong-un atas pelanggaran hak asasi manusia dan ambisi nuklirnya.

Pesan-pesan itu biasanya dilampirkan pada balon atau dimasukan di dalam botol.

Para analis mengatakan, Korea Utara telah melakukan serangkaian provokasi bertahap mereka yang bertujuan memaksa konsesi dari Seoul dan Washington.

"Persiapan untuk distribusi selebaran terbesar melawan musuh hampir selesai," sebuah laporan oleh Kantor Berita Pusat Korea Utara mengatakan.

"Lembaga penerbitan dan percetakan di semua tingkatan di ibu kota telah menghasilkan 12 juta selebaran dari semua jenis yang mencerminkan kemarahan dan kebencian orang-orang dari semua lapisan masyarakat," katanya.

Lebih dari "3.000 balon dari berbagai jenis yang mampu menyebarkan selebaran jauh di dalam Korea Selatan, telah disiapkan," tambah KCNA.

 

Simak video pilihan berikut:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Hubungan Mulai Tak Baik

Hubungan antar-Korea telah dibekukan selama berbulan-bulan, setelah runtuhnya pertemuan puncak di Hanoi antara Kim dan Presiden AS Donald Trump awal tahun lalu.

Pertemuan itu kandas sebab Korut tidak diberikan pelonggaran sanksi.

Korut yang bersenjata nuklir menjadi sasaran berbagai sanksi Dewan Keamanan PBB atas program senjata yang dilarang.

Presiden Korea Selatan Moon Jae-in pada awalnya menjadi perantara dialog antara Pyongyang dan Washington, tetapi Korea Utara sekarang menyalahkannya karena tidak membujuk Amerika Serikat untuk melonggarkan sanksi.

Sebagai bagian dari apa yang dilihat para analis sebagai provokasi, Korut pada Selasa lalu meledakkan kantor penghubung antar-Korea di sisi perbatasannya, memicu kecaman internasional yang luas.

Ia juga mengancam akan meningkatkan kehadiran militernya di dan di sekitar Zona Demiliterisasi.

Kementerian unifikasi Seoul mendesak Pyongyang untuk mencabut rencana itu dengan segera dan menyebut tindakan itu "sangat disesalkan".

Korea Selatan juga memperingatkan "tindakan keras" terhadap para aktivis yang mengirim selebaran anti-Utara.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.