Sukses

Nama Es Krim Eskimo Diganti karena Bernuansa Rasis

Berbagai perusahaan di AS buru-buru mengganti nama atau logo yang bernuansa rasis.

Liputan6.com, Washington, D.C. - Nama es krim Eskimo Pie akan segera diganti karena mengandung nuansa rasis. Pemilik merk itu mengaku nama "eskimo" bisa menyinggung orang. 

Keputusan ini menjadi bagian gelombang pergantian brand dan penghancuran patung di Amerika Serikat untuk melawan rasisme. Gerakan dimulai sejak demo Black Lives Matter meluas setelah kematian George Floyd. 

Es krim Eskimo dimiliki oleh Dreyer's Grand Ice Cream yang dulunya dimiliki Nestle sebelum dijual ke Froneri pada Februari lalu. Pihak Dreyer sedang mempertimbangkan nama baru.

"Kami berkomitmen untuk menjadi bagian solusi kesetaraan ras, dan mengaki bahwa istilah (eskimo) bersifat merendahkan," ujar Dreyer's Grand Ice Cream dilansir New York Post, Sabtu (20/6/2020).

Pihak perusahaan juga akan mengganti logo es krim yang menampilkan anak laki-laki yang berpakaian eskimo.

Eskimo merupakan masyarakat yang tinggal di daerah utara dunia, seperti Siberia Utara, Alaska, hingga Greenland. Rumah iglo merupakan salah satu bagian dari kultur mereka.

Selain es krim Eskimo, merk lain yang turut mengganti logo adalah Cream of Wheat yang menampilkan koki berkulit hitam di sebagai maskot. Aunt Jemima's Syrup juga melakukan hal yang sama.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Dianggap Simbol Rasisme, Kepala Patung Christopher Columbus Dipenggal di AS

Patung penjelajah Christopher Columbus dipenggal di Boston, Amerika Serikat. Gerakan pengrusakan patung dengan sejarah rasis sedang terjadi di Amerika Serikat dan Belgia.

CBS Boston melaporkan patung itu dipenggal pada 10 Juni. Lokasi patung itu berada di taman North End.

Polisi masih menginvestigasi insiden ini. Belum diketahui siapa yang memenggal patung tersebut.

Kejadian ini mendapat sambutan baik dari kelompok pribumi setempat. Mereka berkata sudah lama ingin patung itu dipindahkan dari taman karena dianggap simbol rasisme.

"Kami meminta selama bertahun-tahun agar patungnya diturunkan, dan Columbus tidak lagi dirayakan," ujar Mahtowin Munro, anggota United American Indians of New England, seperti dikutip Kamis, 11 Juni 2020. 

Hari Columbus dirayakan di AS pada 12 Oktober. Perayaan itu untuk mengingat kedatangan Christoper Columbus ke Dunia Baru pada 1492.

Wali Kota Boston Marty Walsh berkata akan memperbaiki patung itu. Ia berkata akan mengadakan dialog terlebih dahulu sebelum menentukan apakah patung itu akan kembali didirikan ke taman.

Aksi pengrusakan patung menimbulkan pro dan kontra di AS terkait nilai sejarah dari patung-patung itu. 

Di Minnesota, patung Christopher Columbus juga dijatuhkan oleh kelompok American Indian Movement (AIM). Bagian leher patung itu dipasang tali kemudian ditarik jatuh.

AP News melaporkan patung Christopher Columbus juga ditarget aksi vandalisme di San Frnansisco. Patung itu dicat merah, namun dibersihkan oleh otoritas setempat.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.