Sukses

Dianggap Simbol Rasisme, Kepala Patung Christopher Columbus Dipenggal di AS

Patung-patung Christopher Columbus menjadi sasaran amuk massa di AS.

Liputan6.com, Boston - Patung penjelajah Christopher Columbus dipenggal di Boston, Amerika Serikat. Gerakan pengrusakan patung dengan sejarah rasis sedang terjadi di Amerika Serikat dan Belgia.

CBS Boston melaporkan patung itu dipenggal pada 10 Juni. Lokasi patung itu berada di taman North End.

Polisi masih menginvestigasi insiden ini. Belum diketahui siapa yang memenggal patung tersebut.

Kejadian ini mendapat sambutan baik dari kelompok pribumi setempat. Mereka berkata sudah lama ingin patung itu dipindahkan dari taman karena dianggap simbol rasisme.

"Kami meminta selama bertahun-tahun agar patungnya diturunkan, dan Columbus tidak lagi dirayakan," ujar Mahtowin Munro, anggota United American Indians of New England, seperti dikutip Kamis (11/6/2020). 

Hari Columbus dirayakan di AS pada 12 Oktober. Perayaan itu untuk mengingat kedatangan Christoper Columbus ke Dunia Baru pada 1492.

Wali Kota Boston Marty Walsh berkata akan memperbaiki patung itu. Ia berkata akan mengadakan dialog terlebih dahulu sebelum menentukan apakah patung itu akan kembali didirikan ke taman.

Aksi pengrusakan patung menimbulkan pro dan kontra di AS terkait nilai sejarah dari patung-patung itu.

Dua tali diikatkan pada leher patung Christopher Columbus saat sekelompok massa merobohkannya di Minnesota State Capitol, St. Paul, Minnesota, Amerika Serikat, Rabu (10/6/2020). Patung Christopher Columbus jadi amukan massa setelah kematian George Floyd. (Evan Frost/Minnesota Public Radio via AP)

Di Minnesota, patung Christopher Columbus juga dijatuhkan oleh kelompok American Indian Movement (AIM). Bagian leher patung itu dipasang tali kemudian ditarik jatuh.

AP News melaporkan patung Christopher Columbus juga ditarget aksi vandalisme di San Frnansisco. Patung itu dicat merah, namun dibersihkan oleh otoritas setempat.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Aksi di Eropa

Aksi serupa terjadi di Eropa. Patung Raja Leopold II di Belgia menjadi sasaran aksi vandalis karena patung itu dianggap mengandung nilai-nilai rasisme. 

Patung itu dicoret-coret oleh warga dan dituliskan kata Pardon (maaf).

Raja Leopold II merupakan raja yang memerintah saat Belgia menjajah Kongo. Sejarah mencatat aksi-aksi kejam Raja Leopold II, seperti aksi penyiksaan dan mutilasi. 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.